Iwan Fals Coba untuk Seimbang
[BERITA] Semilir angin perubahan. Langit mendung kemerahan. Pulanglah kitari lembah pesawahan. Selamat jalan pahlawanku. Pejuang yang dermawan. Kau pergi saat dibutuhkan. Saat dibutuhkan. Keberanianmu mengilhami jutaan hati. Kecerdasan dan kesederhanaanmu jadi impian. Pergilah dengan ceria. Sebab kau tak sia-sia...
Penggalan di atas adalah sebagian lirik lagu Iwan Fals yang dipetik dari album barunya berjudul "Pulanglah". Lagu itu ditulis oleh Iwan sebagai penghargaan terhadap Koordinator Kontras (alm) Munir. Kekaguman Iwan terhadap Munir sudah cukup lama, terutama karena perjuangannya dalam membela hak azasi.
Tidak berlebihan kalau ia menyebut Munir sebagai pendekar atau pejuang.
Kisah pejuang Munir ini kemudian ia coba tuangkan dalam lagu "Pulanglah". Lagu tersebut termasuk satu dari 12 lagu di album terbaru Iwan Fals yang bertajuk "50:50". Album tersebut, diluncurkan beberapa hari lalu di sebuah stasiun televisi swasta. Jumlah lagu di album baru "50:50" yang berarti keseimbangan ini, sebanyak 12 lagu.
Dari 12 lagu yang ada, tidak semuanya karya Iwan Fals. Ada lima enam dibuat oleh sejumlah musisi, seperti Dewiq pada lagu "Masih Bisa Cinta", Bongky BIP "Mabuk Cinta", Pongky (Jikustik) Barata menyumbangkan "Tak Pernah Terbayangkan".
Sedangkan penyanyi Opic yang dikenal dengan lagu-lagu religiusnya, memberi "Yang Tercinta". Tidak ketinggalan, Iwan juga memilih satu lagu dari Digo. Nama Digo ini bagi penggemar Iwan Fals tidak asing karena ia yang memimpin organisasi OI (Orang Indonesia), sebuah perkumpulan penggemar Iwan Fals. Lagunya, "Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu".
Enam lagu lainnya, semua hasil karya pria yang bernama lengkap Virgiawan Listanto. Sebagian besar, lagu ditulis oleh palantun "Oemar Bakrie" itu berupa kritik sosial. Seperti lagu "Negara" kata Iwan dalam syairnya, bebaskan biaya pendidikan, biar kita pandai mengarungi Samudera hidup. Biar kita tak mudah dibodohi dan ditipu..
Sedangkan pada lagu "Rubah", lagunya mencerminkan kegelisan dan kritik atas situasi negeri ini yang masih kacau balau. Mulai dari kekerasan, kemiskinan, korupsi yang tak juga berhenti. Sementara pendidikan terpinggirkan, agama sebagai topeng yang menjijikkan, hukum masih diperjualbelikan.
Untuk aliran musiknya hampir sama dengan album lainnya. Tapi, nuansa pop reggae yang ringan, lebih mendominasi. "Yang sedikit mengejutkan justru untuk sampul albumnya, lebih fresh dengan warna pink. Seperti album artis muda," katanya sambil tertawa.
Mendengar karya Iwan, tampaknya ia sedang mencoba berimbang. Akan tetapi, satu yang tidak berubah dari semua album Iwan adalah pesona, kharisma, karakter, dan sosoknya yang akan selalu memabukkan.
Wawan Ariffin, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Ciamis yang juga salah seorang pengagum Iwan Fals, hadir saat peluncuran itu. Ia mengatakan secara umum album yang baru ini temanya tidak jauh berbeda dengan album lainnya. "Temanya masih seputar cinta dan kritik sosial," katanya kepada "PR", Sabtu (14/3) di Tasikmalaya.
(Sumber : Undang Sudrajat/"PR"/Mmt, Pikiran Rakyat, 22 April 2007)***
Penggalan di atas adalah sebagian lirik lagu Iwan Fals yang dipetik dari album barunya berjudul "Pulanglah". Lagu itu ditulis oleh Iwan sebagai penghargaan terhadap Koordinator Kontras (alm) Munir. Kekaguman Iwan terhadap Munir sudah cukup lama, terutama karena perjuangannya dalam membela hak azasi.
Tidak berlebihan kalau ia menyebut Munir sebagai pendekar atau pejuang.
Kisah pejuang Munir ini kemudian ia coba tuangkan dalam lagu "Pulanglah". Lagu tersebut termasuk satu dari 12 lagu di album terbaru Iwan Fals yang bertajuk "50:50". Album tersebut, diluncurkan beberapa hari lalu di sebuah stasiun televisi swasta. Jumlah lagu di album baru "50:50" yang berarti keseimbangan ini, sebanyak 12 lagu.
Dari 12 lagu yang ada, tidak semuanya karya Iwan Fals. Ada lima enam dibuat oleh sejumlah musisi, seperti Dewiq pada lagu "Masih Bisa Cinta", Bongky BIP "Mabuk Cinta", Pongky (Jikustik) Barata menyumbangkan "Tak Pernah Terbayangkan".
Sedangkan penyanyi Opic yang dikenal dengan lagu-lagu religiusnya, memberi "Yang Tercinta". Tidak ketinggalan, Iwan juga memilih satu lagu dari Digo. Nama Digo ini bagi penggemar Iwan Fals tidak asing karena ia yang memimpin organisasi OI (Orang Indonesia), sebuah perkumpulan penggemar Iwan Fals. Lagunya, "Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu".
Enam lagu lainnya, semua hasil karya pria yang bernama lengkap Virgiawan Listanto. Sebagian besar, lagu ditulis oleh palantun "Oemar Bakrie" itu berupa kritik sosial. Seperti lagu "Negara" kata Iwan dalam syairnya, bebaskan biaya pendidikan, biar kita pandai mengarungi Samudera hidup. Biar kita tak mudah dibodohi dan ditipu..
Sedangkan pada lagu "Rubah", lagunya mencerminkan kegelisan dan kritik atas situasi negeri ini yang masih kacau balau. Mulai dari kekerasan, kemiskinan, korupsi yang tak juga berhenti. Sementara pendidikan terpinggirkan, agama sebagai topeng yang menjijikkan, hukum masih diperjualbelikan.
Untuk aliran musiknya hampir sama dengan album lainnya. Tapi, nuansa pop reggae yang ringan, lebih mendominasi. "Yang sedikit mengejutkan justru untuk sampul albumnya, lebih fresh dengan warna pink. Seperti album artis muda," katanya sambil tertawa.
Mendengar karya Iwan, tampaknya ia sedang mencoba berimbang. Akan tetapi, satu yang tidak berubah dari semua album Iwan adalah pesona, kharisma, karakter, dan sosoknya yang akan selalu memabukkan.
Wawan Ariffin, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Ciamis yang juga salah seorang pengagum Iwan Fals, hadir saat peluncuran itu. Ia mengatakan secara umum album yang baru ini temanya tidak jauh berbeda dengan album lainnya. "Temanya masih seputar cinta dan kritik sosial," katanya kepada "PR", Sabtu (14/3) di Tasikmalaya.
(Sumber : Undang Sudrajat/"PR"/Mmt, Pikiran Rakyat, 22 April 2007)***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]