Iwan Fals Kembali Berteriak
[BERITA] Baru beberapa hari setelah dilempar ke pasar, album ini langsung terjual 70 ribu keping.
Iwan Fals kembali lagi menyapa para penggemar setianya. Kini, musisi yang pernah diganjar sebagai salah satu 'Asian Heroes' versi Majalah Times itu hadir dengan membawa album terbaru yang diberi tajuk 50:50.
Pada album ini, Iwan masih seperti biasa secara lantang mengkritik masalah sosial yang tak pernah usai di negeri ini. Selain itu dia tidak lupa juga untuk menebarkan virus-virus cinta dari 12 lagu yang dibungkus dalam genre musik pop. ''Tetapi dalam album ini tidak semua misinya membawa virus cinta,'' kata Iwan saat meluncurkan album terbarunya di Jakarta, Senin (9/4).
Dalam menyampaikan kritik sosial terhadap negeri ini, ia menggali ide kreatif dari banyak hal. Ada sebuah lagu yang terlahir atas kepedihan diri Iwan ketika mendengar kematian pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia, Munir, akibat diracun. Kemudian ada pula masalah sepele tentang filosofi ikan besar seperti arwana yang gemar memakan ikan kecil. ''Tentang ikan ini, saya mendapatkan idenya dari ikan anak saya yang ada di rumah,'' kata Iwan menerangkan.
Namun demikian secara konsep besarnya, lanjutnya, album ini lebih mengedepankan unsur keseimbangan. Keseimbangan atau dalam bahasa Cina bernama Yin-Yang dapat dilihat bagaimana Iwan meramu tema cinta dan kritik sosial yang disajikan secara berimbang, lugas, sederhana, namun tetap berisi.
''Terus terang, saya merasa mendapat respons begitu bagus dari Musica's Studio saat merilis album ini. Karena tidak hanya lagu-lagu pop yang sedang digemari saat ini, tetapi juga mereka mau menampung lagu-lagu saya yang tidak mengambil tema cinta sebagai jualan utamanya,'' ujar Iwan dengan gembira.
Libatkan komposer ternama
Untuk melahirkan album ini, Iwan mengajak sejumlah komposer ternama yang ada di negeri ini. Di antaranya sosok Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo (ketua OI -- organisasi nirlaba yang menjadikan Iwan Fals sebagai sosok sentral), serta Bongky -- mantan personel Slank yang kini menjadi pentolan di band BIP. ''Mereka semua menyumbangkan total enam dari 12 lagu yang ada di album saya,'' tandas musisi bernama lengkap Virgiawan Listanto ini.
Sementara itu dalam album terbaru ini menyelipkan sebuah lagu yang diberi judul 'Negara'. Lagu ini dibuatnya sebagai protes atas kondisi negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyat. Begitu juga dengan lagu berjudul 'Ikan-Ikan' dan 'Rubah''. Kedua lagu ini, seperti disampaikan Iwan, sebagai sebuah sikap protes atas ketidakadilan dan ketidakberesan yang hingga kini masih terjadi di tingkat bawah.
Dua tembang lain yang diciptakan Iwan Fals di album ini bertema cinta, diberi judul 'KaSaCiMa' singkatan dari Kasihku, Sayangku, Cintaku, dan Manisku, serta 'Cemburu'.
Lagu-lagu lain berjudul 'Mabuk Cinta' diciptakan Bongki yang tampil dengan nada groove dengan balutan musik pop reggae, ''Masih Bisa Cinta' karya Dewiq dan diaransemen Erwin Gutawa.
Laris
Sementara sehari setelah peluncuran resmi album 50:50, pihak Musica's Studio mengabarkan bahwa 70 ribu album telah terjual hingga Selasa (10/4). Dewi, humas Musica's Studio, kepada Republika mengatakan penjualan sebanyak itu tercapai karena album ini sebenarnya telah dilepas ke pasar sejak 29 Maret lalu. ''Tetapi secara keseluruhan, penjualan sebanyak itu tidak hanya diborong oleh anggota OI saja tetapi oleh orang banyak juga,'' katanya.
Dengan penjualan album terbaru yang telah menembus 70 ribu itu, Dewi tidak menampik kalau album ini sangat berpeluang mengantarkan Iwan meraih Golden Platinum -- sebuah penghargaan buat musisi yang memiliki jumlah penjualan album hingga 75 ribu keping. ''Insya Allah semoga saja Iwan benar-benar dapat Platinum. Karena dari 12 lagu baru di album ini, respons dan sambutan masyarakat sangat luar biasa,'' tuturnya.
Lagu lain dalam album ini
* 'Yang Tercinta' karya Opick dengan aransemen Addi MS
* 'Tak Pernah Terbayangkan' karya Pongky Jikustik diaransemen Bagoes AA. -'Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu', karya Digo
* 'Ini Bukan Mimpi' ciptakan Yockie Soeryoprayogo.
(akb, sumber : Republika, 11 April 2007)
Iwan Fals kembali lagi menyapa para penggemar setianya. Kini, musisi yang pernah diganjar sebagai salah satu 'Asian Heroes' versi Majalah Times itu hadir dengan membawa album terbaru yang diberi tajuk 50:50.
Pada album ini, Iwan masih seperti biasa secara lantang mengkritik masalah sosial yang tak pernah usai di negeri ini. Selain itu dia tidak lupa juga untuk menebarkan virus-virus cinta dari 12 lagu yang dibungkus dalam genre musik pop. ''Tetapi dalam album ini tidak semua misinya membawa virus cinta,'' kata Iwan saat meluncurkan album terbarunya di Jakarta, Senin (9/4).
Dalam menyampaikan kritik sosial terhadap negeri ini, ia menggali ide kreatif dari banyak hal. Ada sebuah lagu yang terlahir atas kepedihan diri Iwan ketika mendengar kematian pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia, Munir, akibat diracun. Kemudian ada pula masalah sepele tentang filosofi ikan besar seperti arwana yang gemar memakan ikan kecil. ''Tentang ikan ini, saya mendapatkan idenya dari ikan anak saya yang ada di rumah,'' kata Iwan menerangkan.
Namun demikian secara konsep besarnya, lanjutnya, album ini lebih mengedepankan unsur keseimbangan. Keseimbangan atau dalam bahasa Cina bernama Yin-Yang dapat dilihat bagaimana Iwan meramu tema cinta dan kritik sosial yang disajikan secara berimbang, lugas, sederhana, namun tetap berisi.
''Terus terang, saya merasa mendapat respons begitu bagus dari Musica's Studio saat merilis album ini. Karena tidak hanya lagu-lagu pop yang sedang digemari saat ini, tetapi juga mereka mau menampung lagu-lagu saya yang tidak mengambil tema cinta sebagai jualan utamanya,'' ujar Iwan dengan gembira.
Libatkan komposer ternama
Untuk melahirkan album ini, Iwan mengajak sejumlah komposer ternama yang ada di negeri ini. Di antaranya sosok Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo (ketua OI -- organisasi nirlaba yang menjadikan Iwan Fals sebagai sosok sentral), serta Bongky -- mantan personel Slank yang kini menjadi pentolan di band BIP. ''Mereka semua menyumbangkan total enam dari 12 lagu yang ada di album saya,'' tandas musisi bernama lengkap Virgiawan Listanto ini.
Sementara itu dalam album terbaru ini menyelipkan sebuah lagu yang diberi judul 'Negara'. Lagu ini dibuatnya sebagai protes atas kondisi negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyat. Begitu juga dengan lagu berjudul 'Ikan-Ikan' dan 'Rubah''. Kedua lagu ini, seperti disampaikan Iwan, sebagai sebuah sikap protes atas ketidakadilan dan ketidakberesan yang hingga kini masih terjadi di tingkat bawah.
Dua tembang lain yang diciptakan Iwan Fals di album ini bertema cinta, diberi judul 'KaSaCiMa' singkatan dari Kasihku, Sayangku, Cintaku, dan Manisku, serta 'Cemburu'.
Lagu-lagu lain berjudul 'Mabuk Cinta' diciptakan Bongki yang tampil dengan nada groove dengan balutan musik pop reggae, ''Masih Bisa Cinta' karya Dewiq dan diaransemen Erwin Gutawa.
Laris
Sementara sehari setelah peluncuran resmi album 50:50, pihak Musica's Studio mengabarkan bahwa 70 ribu album telah terjual hingga Selasa (10/4). Dewi, humas Musica's Studio, kepada Republika mengatakan penjualan sebanyak itu tercapai karena album ini sebenarnya telah dilepas ke pasar sejak 29 Maret lalu. ''Tetapi secara keseluruhan, penjualan sebanyak itu tidak hanya diborong oleh anggota OI saja tetapi oleh orang banyak juga,'' katanya.
Dengan penjualan album terbaru yang telah menembus 70 ribu itu, Dewi tidak menampik kalau album ini sangat berpeluang mengantarkan Iwan meraih Golden Platinum -- sebuah penghargaan buat musisi yang memiliki jumlah penjualan album hingga 75 ribu keping. ''Insya Allah semoga saja Iwan benar-benar dapat Platinum. Karena dari 12 lagu baru di album ini, respons dan sambutan masyarakat sangat luar biasa,'' tuturnya.
Lagu lain dalam album ini
* 'Yang Tercinta' karya Opick dengan aransemen Addi MS
* 'Tak Pernah Terbayangkan' karya Pongky Jikustik diaransemen Bagoes AA. -'Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu', karya Digo
* 'Ini Bukan Mimpi' ciptakan Yockie Soeryoprayogo.
(akb, sumber : Republika, 11 April 2007)
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]