| Data Diri | Biografi | Diskografi | Info Acara | Berita |  

    Selasa, 13 Mei 2025 | 9:29:34 AM |

Pembunuh Munir Harus Segera Diungkap!

[BERITA] Munir, sang pendekar itu telah lama pergi, tapi tidak dengan segala kebaikan dan ketelandanannya. Perjuangannya untuk membela kemanusiaan tak kan pernah bisa dihapus ruang dan waktu.

Sungguh biadab orang yang telah merampas hidupnya. Kepergian Munir adalah duka bagi seluruh negeri.

Hingga kini pengungkapan kasus pembunuhan Munir belum juga berhasil. Kita semua berharap agar kasus ini segera diungkap dengan tuntas dan kepada para pelakunya diberikan hukuman yang setimpal.

Mengenang Munir, lagu Iwan Fals berikut ini yang khusus didedikasikan untuk Munir, begitu menyentuh hati. Mari kita sama-sama merenung. Kepada sang pembunuh Munir dan otaknya, menyerahlah!!!

PULANGLAH
lagu untuk alm. Munir
(Iwan Fals - Album "50:50")

Padi menguning tinggal di panen
Bening air dari gunung
Ada juga yang kekeringan karena kemarau

Semilir angin perubahan
Langit mendung kemerahan
Pulanglah kitari lembah persawahan

Selamat jalan pahlawanku
Pejuang yang dermawan
Kau pergi saat dibutuhkan saat dibutuhkan

Keberanianmu mengilhami jutaan hati
Kecerdasan dan kesederhanaanmu
Jadi impian

Pergilah pergi dengan ceria
Sebab kau tak sia sia
Tak sia sia
Tak sia sia
Pergilah kawan
Pendekar

Satu hilang seribu terbilang
Patah tumbuh hilang berganti
Terimalah sekedar kembang
Dan doa doa

Suci sejati
Suci sejati [redaksi] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

SEJARAH LOGO Oi DAN PROFIL PEMBUATNYA

[SEJARAH LOGO Oi dan PROFIL PEMBUATNYA] Logo dan bendera Oi telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain. Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.

Logo Oi memiliki format standar. Dalam beberapa kesempatan sering ditemui logo Oi yang tidak standar. Format standar logo Oi dapat diklik pada gambar logo Oi untuk memperbesar.

Lantas bagaimana sejarah logo Oi hingga tercipta? Siapa sebenarnya pembuatnya? Berikut paparannya.


SEJARAH LOGO Oi

Lomba Desain Logo Oi yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) diikuti ratusan peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Kediaman Iwan Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin (16/8/1999). Setiap peserta maksimal membawa 2 buah karya logo Oi.

Dalam Lomba Desain Logo Oi terpilih 2 Logo Oi karya HiO Ariyanto dari Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan II. Penentuan pemenang Lomba Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan oleh para peserta Peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling dan pemilihan oleh semua peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.

Logo Oi karya HiO Ariyanto yang mendapat Juara I, mulai 16 Agustus 1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi) dipergunakan sebagai logo resmi Organisasi Penggemar Iwan Fals atau biasa disebut Oi. Selain itu, dalam Silaturahmi Nasional Oi 1999 Lagu “Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung terpilih sebagai Pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi. Dan ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.

PROFIL SINGKAT PENCIPTA LOGO Oi

  • Nama : Is Ariyanto
  • Panggilan : HiO Ariyanto
  • Pekerjaan : Staff Redaksi Harian Umum SOLOPOS
  • Alamat : Kartotiyasan RT 04/4, Jalan Manduro III, Gang: Merdeka, Kratonan, Serengan, Solo 57153
  • Email : oibentohouse@yahoo.com: oibentohouse@gmail.com
Sampai saat ini aktif sebagai: Ketua Oi Bento House, Manager Oi Bento House Band, Ketua Solo Kartunis (Sloki)

PERJALANAN SANG PENCIPTA LOGO Oi :
  • 1997, Karya Kartun Terbaik Lomba Kartun MDS Beteng Solo
  • 1999, Juara I & II Desain Logo Oi
  • 1999, Pelopor berjualan kaos & merchandiser Iwan Fals & Oi
  • 2000, Juara I Lomba Karikatur Jambore Nasional Oi di Cibubur
  • 2003, Rekor Republik Aeng-Aeng: untuk Kategori Pelopor Kartun 3 Dimensi di Solo
  • 2003, Juara Favorit “Sensasi Biru Indonesia” (Launching Rokok Bentoel Biru) di Solo Bersama Tim Oi Bento House
  • 2004, Rekor Republik Aeng-Aeng: Konser Musik Parade Band Oi dari jam 10.00 Pagi-10.00 Malam (14 band membawa lagu-lagu Iwan Fals yang berbeda sebanyak 75 lagu)
  • 2004, Juara I & II Desain Logo Ikatan Karyawan sebuah toko retail terbesar di Solo
  • 2005, Kartun karakter “Si Thole” dipakai sebagai maskot Lomba Balita & Anak Balita SOLOPOS. [redaksi] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Selamat Ulang Tahun Oi!

[BERITA] Selamat Ulang Tahun ke-8 Oi (16 Agustus 1999-16 Agustus 2007) Merdeka Oi!! Untuk ikut memperingati ulang tahun Oi yang ke-8, jangan lewatkan segera tersaji dalam situs ini profil pembuat logo Oi serta berbagai petunjuk logo Oi yang benar. Nantikan! [redaksi] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Dirgahayu Negeriku, Merdeka!

[BERITA] Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-62. Majulah negeriku, sejahteralah bangsaku! Merdeka!

Merdeka
Iwan Fals

Merdeka, merdeka, merdeka!

Hatiku merdeka
Pikiranku merdeka
Hati dan pikiranku merdeka

Merdeka, merdeka, merdeka!

Dari kebodohan
Dari kemiskinan
Dari ketakutan

Merdeka, merdeka, merdeka!

Usiamu tak lagi muda
Untuk terus terusan terjajah
Jangan lagi membungkuk bungkuk
Agar dunia mengakuimu

Kami tak butuh itu

Berdirilah di kaki sendiri
Kami pasti menyertaimu
Merdekalah kamu
Merdeka yang sesungguh sungguhnya

Merdeka merdeka merdeka!

Hatiku merdeka
Pikiranku merdeka
Hati dan pikiranku merdeka

Selamat ulang tahun kami doakan
Selamat ulang tahun sejahteralah
Selamat panjang umur tumpah darahku
Selamat panjang umur sejahteralah [redaksi] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals di TransTV dan Trans 7, 17 Agustus 2007

[INFO ACARA] Iwan Fals akan tampil live di TransTV dan Trans7 pada Konser Kemerdekaan, Jumat 17 Agustu 2007 mulai pukul jam 20.00 WIB. Selanjutnya pada hari Sabtu, 18 Agustus 2007 Iwan Fals akan kembali tampil dalam Konser Kemerdekaan di Alun-Alun Yogyakarta dan akan disiarkan langsung di di TransTV. Jangan lewatkan! [hio Oi Bento House Solo/redaksi] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Konser Iwan Fals di Yogyakarta, 18 Agustus 2007

[INFO ACARA] Iwan Fals akan menggelar konser di Alun-Alun Yogyakarta pada hari Sabtu, 18 Agustus 2007 mulai pukul 20.00 WIB. Konser yang digelar sehari setelah peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 62 ini rencananya akan berlangsung sekitar 1,5 jam. Jangan lewatkan menikmati aksi "Si Penyuara Hati Nurani"! [source : Hio Oi Bento House Solo] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals : Keberanian Mengungkap Borok

Para pembongkar borok ini tentu tahu, apa konsekuensi dari apa yang mereka ungkap. Kebenaran akan realitas mungkin yang mengilhami Iwan Fals, Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Muhammad, Soe Hok Gie, dan Wiji Thukul untuk menuliskan realitas-realitas tersebut kedalam catatan mereka. Bagi mereka mungkin menutupi borok dengan kain sutera lebih menyakitkan ketimbang merobek borok dan merendamnya ke dalam air-garam-panas. Mereka percaya, obat kadang menyakitkan sebelum menyembuhkan.

[ARTIKEL]
Manusia, selain akal, dianugerahi oleh Tuhan sebuah nafsu yang luar biasa yaitu perasaan untuk selalu tampil sempurna. Tampil mempesona, tanpa cacat. Ya, borok selalu saja menakutkan, seperti sebuah nista yang tak termaafkan, borok, sedapat mungkin harus tertutup dengan rapat-rapi. Seperti tampak tak terjadi apa-apa.

Borok, secara harfiah mengandung arti sebuah luka yang membekas dalam waktu yang lama, mengkin saja menahun, mungkin saja menanah. Seperti layaknya jerawat dan kurap, borok sama-sama seperti tamu tak diundang dalam tubuh yang diamini untuk selalu putih-mulus. Hanya saja, saat ini sudah banyak tersedia ramuan mujarab di pasaran untuk mengusir jerawat dan hanya butuh selembar sandang untuk menutup kurap. Borok jauh lebih menakutkan, lebih menyakitkan dan bau. Tidak mudah untuk menutupi borok.

Borok seringkali diartikan sebagai sesuatu yang buruk yang dapat melunturkan citra-diri. Sesuatu yang tidak boleh diketahui orang lain, haram. Citraan yang ditimbulkan borok adalah sesuatu yang selalu saja negatif, karena borok berafiliasi sangat kuat dengan ketidakbersihan, ketidakberesan, dan bau. Borok pun menjadi sangat ditakuti, apalagi oleh seorang yang telah membangun reputasinya selama sekian tahun. Tentu saja ini tidak mudah.

Tidak jarang borok diasumsikan sebagai sesuatu yang maya dan tidak nyata. Banyak orang yang tidak tahu borok dan tidak mau tahu. Karena keberadaannya yang sering diasumsikan maya maka tidak heran jika borok lebih sering dihindari daripada dihadapi. Seolah-olah sebuah borok mampu menguap dengan sendirinya, tanpa diobati. Tentu saja penyelesaian yang seperti ini bukan membuat borok sembuh malah membuatnya semakin meradang.

Peradangan borok semakin terasa saat ini, di zaman yang lebih maju. Borok tidak lagi menjadi konsumsi pribadi, bisa jadi saat ini borok bisa menjelma menjadi lebih luas sebagai borok instansi maupun borok jamaah. Borok jamaah merupakan borok yang endemik pada satu obyek namun terpaksa ditutupi bersama karena menyangkut citra-diri bersama. Bisa jadi borok jamaah ini lebih luas, lebih parah, lebih bernanah, dan lebih bau.

Mungkin borok menjadi salah satu alasan para bawahan pimpinan di negeri ini untuk berlaku ABS (Asal Bapak Senang). Mengatakan segala sesuatu yang nampak indah dan menyenangkan. Menyenangkan untuk didengar, menyenangkan untuk dibayangkan. Mungkin juga borok menjadi penyebab utama pembredelan media yang menyuarakan realitas. Sangat mengkin pula borok menjadi satu-satunya alasan mengapa Marsinah dan Udin harus mati lebih cepat.

Meski tidak sedikit dari orang di negeri ini yang mencoba untuk membongkar borok, namun tidak sedikit juga dari mereka yang berakhir mengenaskan. Dihilangkan, dibunuh, atau diasingkan menjadi pilihan favorit eksekusi akhir. Para pembongkar borok ini tentu tahu, apa konsekuensi dari apa yang mereka ungkap. Kebenaran akan realitas mungkin yang mengilhami
Iwan Fals, Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Muhammad, Soe Hok Gie, dan Wiji Thukul untuk menuliskan realitas-realitas tersebut kedalam catatan mereka. Bagi mereka mungkin menutupi borok dengan kain sutera lebih menyakitkan ketimbang merobek borok dan merendamnya kedalam air-garam-panas. Mereka percaya, obat kadang menyakitkan sebelum menyembuhkan.

Saya sendiri masih naif, saya masih belum berani merobek borok saya sendiri. Saya pun masih takut untuk menyingkap borok yang saya sembunyikan dibalik celana, dibalik kaos kaki sendiri. Tapi marilah, sembari meresapi lagu Iwan Fals kita merobek borok liyan hingga berdarah. Sampai besar, sampai segar. [Ayos Purwoaji/source: its.ac.id] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals : Keberhasilan dalam Kesederhanaan

[ARTIKEL] Keberhasilan dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface (baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com). Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama Bandung, dimana penulis diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan Jalur Karir IT”.

Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana, kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik.

Justru dengan kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”, “Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda.

Tukul Arwana menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul mendobrak atribut host talkshow yang biasanya cerdas, pintar, keren dan berwibawa. Padahal Mas Tukul sendiri adalah wong ndeso dengan logat bahasa Indonesia medok ala Perbalan Semarang dan ditambah dengan bahasa Inggris yang belepotan. Tukul Arwana adalah trend setter baru, kalimat sederhana seperti “kembali ke laptop”, “puas kamu puas” atau olok-olok ala semarang seperti “kutu kupret”, “katrok”, “asem ik”, dsb menyebar secara nasional. Mas Tukul berhasil menjadikan kesederhanaan dan kekurangannya menjadi kapital untuk meraih sukses.

Google.Com termasuk “perusak mitos” web design dunia. Penampilannya yang terlalu sederhana, tentu akan sulit memenangkan kontes web design di level dunia atau bahkan di level Indonesia Kedip-kedipin Tapi sebenarnya secara teori software engineering, Google.Com adalah contoh terbaik bagaimana sebuah sistem dan software dikembangkan. Kalau tujuannya adalah membuat mesin pencari alias sistem yang menjadi solusi untuk pencarian informasi, kenapa top page harus menampilkan yang lain selain kolom untuk pencarian? Google.Com membuktikan keberhasilannya dengan meraup 60-70% market share mesin pencari.

IlmuKomputer.Com dulu sering diejek orang karena terlalu sederhana dalam teknologi web, hanya menggunakan statik html, tanpa desain yang menarik dan bahkan tanpa CMS. Saya bukan desainer yang baik, dan saya memang ingin fokus memberi solusi di permasalahan yang ada (sebagai referensi bisa baca tulisan saya tentang membangun komunitas maya). Setelah 4 tahun menggunakan statik html, di awal tahun 2007 IlmuKomputer.Com saya ubah menggunakan dynamic html dengan CMS yang sederhana yaitu Wordpress. Sederhana karena ukuran kecil, business process tidak rumit dan saya tidak repot kalau ada security hole karena saya cukup update



dengan versi terbaru CMS dari Wordpress.Org. Dengan kenyamanan itu saya bisa konsentrasi ke konten dan solusi yang ingin saya tawarkan. Saya yakin IlmuKomputer.Com belum sukses, tapi jumlah visitor dan daily hits yang tinggi membuktikan bahwa penggunanya banyak (dan semakin banyak).

Kegigihan dan kejelian kita mengubah suatu kesederhanaan dan bahkan kelemahan atau kekurangan, menjadi sebuah kekuatan adalah kunci keberhasilan. Jangan minder, jangan rendah diri dan jangan hiraukan ejekan orang lain hanya karena kita sekolah di universitas yang tidak terkemuka ataupun di universitas kecil yang ada di kota kecil Kedip-kedipin Toh Linus Torvald yang bukan lulusan Standford University atau MIT berhasil membuktikan bahwa LINUX dapat menjadi sistem operasi handal dan terkenal, bahkan mengalahkan kampiun sistem operasi dunia Prof. Andrew S. Tannenbaum yang sebelumnya membuat MINIX.

Kreatifitas menghasilkan produk yang diakui dan bermanfaat untuk masyarakat harus terus diasah, ini sering saya sebut keunggulan defacto. Sekolah setinggi mungkin juga penting karena ini adalah keunggulan dejure. Jadi keunggulan defacto dan dejure adalah termasuk faktor keberhasilan. Targetting untuk menjadi seorang specialist yang mumpuni harus terus dikejar, karena di era ke depan semakin sedikit wilayah kerja untuk kaum generalist (ngerti banyak hal tapi hanya kulit-kulitnya). Tapi jangan lupa juga bahwa kita harus menjadi seorang specialist yang punya kemampuan verbal dan bisa “menjual” dan “bernegosiasi” dengan orang. [Source : romisatriawahono.net] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals : Ia Tetap Berdiri Ketika yang Lain Merunduk

Pada tanah yang sama kita berdiri, pada air yang sama kita berjanji, karena darah yang sama jangan bertengkar, karena tulang yang sama usah berpencar, Indonesia...... Indonesia......
(Iwan Fals, Di Bawah Tiang Bendera)

[ARTIKEL] Lugas, khas, kadang keras menyengat, kadang lembut menyentuh, tak jarang pula ia bertutur dengan bercanda, tapi yang jelas semua lirik lagunya syarat dengan pesan arus bawah, keadilan, dan kedamaian. Itulah yang tertangkap pada lagu-lagu Iwan Fals. Sehingga terkesan Iwan lebih banyak mengkritisi keadaan bangsa dan kebijakan pemerintah daripada musisi lainnya. Lagu-lagu Iwan memang lebih menyuarakan ketidakadilan dan ketimpangan-ketimpangan sosial.

So, wajar aja kalau majalah TIME menobatkan Iwan Fals sebagai salah satu "Pahlawan Besar Asia". Dalam situs majalah TIME Asia tertulis "Iwan Fals Sings a Timeless Message of Justice for All". Di malajah TIME Asia edisi 29 April 2002, pelantun lagu Oemar Bakri ini disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar asia lainya, seperti novelis Pramudya Ananta Toer, aktor Jackie Chan, pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi, pendeta Tibet Karmapa Lama, Xanana Gusmao dll.

Munurut Jason Tedjasukmana, wartawan TIME Asia, Iwan Fals berbeda dengan boy band di belantara industri musik Indonesia. "Para boy band tidak mempersoalkan kediktatoran, sementara Fals sebaliknya. Fals tetap berdiri ketika yang lainya merunduk. Mereka pun (boy band kebanyakan) tidak mengangkat tema sensitif ke dalam lagu-lagu mereka, yang orang-orang lain juga takut melakukannya. Berbeda dengan Fals," katanya.

Dalam tulisannya, TIME juga menulis "Fals adalah duri bagi siapa pun yang menyalahgunakan kekuasaan mereka" dan "Menyanyi dengan suara hati", adalah kalimat-kalimat yang dalam bahasa Inggris dipasang di atas judul artikel tentang Iwan Fals. Selain itu, dalam artikel tersebut, Jason menceritakan betapa Fals punya banyak penggemar di mana-mana di Indonesia hingga sekarang.

Lirik dan model lagu Iwan Fals yang blak-blakan penuh sindirian, rupanya tak lepas dari liku-liku perlananan hidup Fals yang penuh perjuangan. Bahkan ketika namanya sudah dikenal orang pun, Iwan masih sering ngamen dan bahkan pernah jadi supir omprengan Pasar Minggu-Depok, pp.

Belajar Gitar, Ngamen, Hingga Rekaman
Iwan dilahirkan pada 3 September 1963 dengan nama Virgiawan Listianto sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan Haryoso dan Lies. Perjalanan karir musik Iwan di dimulai sejak berusia 13 tahun. Saat itu dia masih sekolah di SMPN 5 Bandung. Dia mengenal gitar pertama kali melalui teman-teman nongkrongnya.

"Kalau mereka main gitar aku suka memperhatikan. Tapi mau nanya malu. Suatu hari aku nekat memainkan gitar itu. Tapi malah senarnya putus. Aku dimarahi. Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatanku," katanya. Di SMP itu juga, pernah suatu ketika seorang guru menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum mahir, Iwan memberanikan diri karena ada cewek yang jago mainin gitar. "Gengsi dong!" Pikir Iwan waktu itu. Maka jadilah aku pemain gitar di vokal grup sekolahku. Dengan bekal kemampuan bermusik yang masih pas-pasan, Iwan mulai berani ngamen di seputar Kota Bandung.

Ketika SMP-nya belum selesai, Iwan sempat mengenyam pendidikan di sekolah KBRI, Jedah, Arab Saudi, selama delapan bulan. Tapi ia tak betah karena selalu rindu kampung. Akhiarnya, dia pergi ke Ka'bah dan berdoa agar ditunjukkan jalan untuk kembali. "Saya bilang waktu itu saya akan bersungguh-sungguh menjadi penyanyi yang tenar," akunya. Do'anya terkabul. Maka pulanglah Iwan sambil membawa gelar haji.
Kegandrungnya paga gitar terus berlanjut. Agar Iwan merasa diterima dalam pergaulan teman-temannya yang mahir main gitar dia memainkan lagu-lagunya sendiri. Dia membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor dan merusak lagu orang agar bisa menarik perhatian. Setelah merasa bisa bikin lagu, apalagi bisa bikin orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Kalau ada hajatan, kawinan, atau sunatan, Iwan menyanyi.

Seiring dengan perjalanan waktu, lagu-lagu Iwan mulai terkenal, tidak hanya di Bandung tapi juga Jakarta. Banyak kaum muda masa itu yang menggandrungi dan memainkan lagu-lagunya. Berbekal itu, Iwan mulai berani menerjuni dunia rekaman. Saat masih sekolah di SMAK BPK Bandung ia pergi ke Jakarta. Bersama teman-temannya dari Bandung, yakni Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam kelompok Ambradul, Iwan melempar album. Namun penjualan album itu kurang memuaskan. Iwan pun sempat rekaman lagu-lagu humor bersama Pepeng (pembawa acara kuis Jari-jari di RCTI), Krisna, dan Nana Krip.

Setelah melakukan rekaman sekitar empat album, akhirnya Iwan rekaman di Musica Studio, merilis album Sarjana Muda. Melalui album ini, nama Iwan Fals sebagai penyanyi dan musisi mulai membahana. Lagu-lagunya dikenal memiliki karakter, tidak hanya musiknya tetapi juga lirik-liriknya yang lugas dan sarat dengan ungkapan sosial. Tak heran, hampir semua album solo perdananya populer di kalangan anak muda.

Iwan melempar album Oemar Bakri pada tahun 1981. Sejak itu album-album bernada kritisnya beredar di pasaran. Di Pekanbaru ia pernah ditahan selama seminggu. Lalu di Kramat V Jakarta, diinterograsi selama tiga bulan dan pernah ia dikenakan wajib lapor tiap hari.
Sejak saat itu Iwan sering bergabung dengan musisi-musisi ternama seperti, Ian Antono (gitaris Gob Bless), Sawung Jabo, Naniel, Totok Tewel, Yockie Soerjaprayogo, bahkan penyair kawawakan Rendra dan Setiawan Djodi yang tergabung dalam Kantata Takwa. Nama Iwan pun semakin melekat di ati penggemarnya.

Walau sudah terkenal Iwan tetap melanjutkan ngamen di jalanan. " Kalau aku ngamen aku selalu nyanyi dengan riang gembira, meski syairnya sedih. Prinsipku, orang sedih kan boleh saja bergembira. Soalnya, dulu kalau aku membawakan lagu-lagu sedih, teman-temanku pada kabur semua," katanya.

Berbekal kerja kerasnya, Iwan Fals kini telah menjadi penyanyi dan musisi yang berkarakter, kharismatik, sekaligus legendaris. Kehadirannya senantiasa dinanti para penggemar setianya. Ia kerap menyabet penghargaan, termasuk penghargaan penyanyi rekaman terbaik versi BASF 1995. Kini ia pun termasuk jajaran penyanyi termahal di Indonesia.

"Intinya aku senang menyanyi. Terus apa salahnya kalau dalam menyanyi itu ada manfaatnya buat kehidupanku. Sebab aku juga nggak mau jadi maling. Aku berharap dalam musik kehadiranku berarti. Syukur-syukur buat orang lain juga berarti," akunya. [source: hrb/segitiga.stikom.edu] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals : Tokoh Luar Biasa

Oleh : Team Andriewongso.com

[ARTIKEL] Bicara tentang sosok Iwan Fals, kita tidak akan bisa melupakan kaum marjinal di negeri ini. Sebab, berbagai judul lagu yang membesarkan nama Iwan Fals seolah tak lepas dari masalah kepedulian sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, dan berbagai protes sosial. Semisal lagu Oemar Bakri, yang menggambarkan pahit getir nasib guru, hingga lagu Bento yang merupakan sindiran bagi pejabat negeri.

Pria bernama asli Virgiawan Listanto ini memang dekat dengan kaum miskin kota, terutama pengamen jalanan. Sebab, meski terlahir dari keluarga berkecukupan, kepeduliannya justru membawa kelahiran Jakarta 3 September 1961 ini banyak bergaul dengan pemusik jalanan. Sejak kecil, ia memang terkenal sudah berjiwa sosial tinggi. Tak jarang, ia memberikan pakaian dan sepatu baru yang mahal kepada teman yang benar-benar membutuhkan.

Kepedulian itu juga yang membuatnya tak jengah untuk ikut menjadi pengamen jalanan, bersama teman-temannya sewaktu SMP di Bandung. Kecintaannya pada gitar kemudian membuat ia bertekad untuk menekuni musik sebagai jalan hidupnya. Iwan pun kemudian mencoba mengarang lagu sendiri dengan candaan, guyonan, dan kritikan dengan menggubah beberapa lagu orang lain. Rupanya, ini justru disenangi pendengarnya.

Kemudian, Iwan yang makin getol bermusik, dibantu rekannya Engkos, manajer yang berprofesi sebagai tukang bengkel sepeda motor, mulai menyanyi di berbagai acara hajatan, kawinan,atau sunatan. Menginjak SMA, lagunya sempat dilirik seorang produser dari Jakarta. Maka, dengan bekal menjual motor miliknya, ia bersama beberapa teman pergi rekaman ke Jakarta. Sayang, album perdananya kurang sukses.

Namun, tekadnya sudah bulat. Maka, untuk mencari modal agar bisa rekaman lagi, ia pun kembali mengamen dan ikut berbagai festival. Sejak itu, suami dari Rosanna ini sempat menelurkan 4 album. Lagi-lagi semuanya kurang diterima pasar luas. Tetapi, Iwan yang sudah punya tekad kuat, merasa harus terus berjuang. Ia memutuskan, jika sudah menekuni satu bidang, harus terjun total.

Buah keyakinan itu rupanya terbukti. Ia mendapat kesempatan rekaman kembali. Kali ini di sebuah label besar, yakni Musica Studio. Salah satu albumnya, yang berjudul Mata Dewa meledak di pasaran. Dengan lagu berlirik khas yang diangkat dari kepedulian dan keprihatinan terhadap masalah sosial di sekitarnya, nama Iwan melambung.

Tapi, Iwan tetap membumi. Sejak namanya mulai dikenal luas, ia beberapa kali tetap manggung di pentas hajatan kawinan dan sunatan. Namun, justru semangat kedekatannya dengan kaum miskin dan tersisih itulah yang makin mengangkat namanya. Beberapa tahun kemudian, ia lebih banyak berkolaborasi dengan musisi lain dengan tetap mengangkat lagu-lagu bertema kritik sosial.

Belakangan, Iwan kembali mengeluarkan beberapa album yang kali ini banyak bertemakan cinta. Sebab, menurutnya, dengan cinta, dunia ini akan semakin sejuk dan damai. Berbagai pandangan, kepedulian, dan kedekatan dengan kaum marjinal itulah yang membuat Iwan sempat dinobatkan sebagai Pahlawan Besar Asia oleh Majalah Time Asia.

Kini, dibantu ibunya, Lies Haryoso, ia mendirikan yayasan sosial yang menampung anak-anak tidak mampu dan menyantuni orang-orang jompo. Yayasan sosial yang dinamai Hairun Nissa itu masih eksis dan terus memberikan santunan kepada orang-orang tidak mampu hingga sekarang. Saat ini, tercatat sudah lebih dari 200 anak dalam panti yang diasuhnya. Kemudian, lebih dari 90 anak non panti juga dibimbingnya. Selain itu, sekitar 300-an lebih orang tua jompo juga diperhatikan di yayasannya.

Buah keyakinan akan menjadi kenyataan jika terus ditekuni tanpa putus asa dan sikap pantang menyerah. Seperti yang ditunjukkan Iwan Fals yang beberapa album perdananya kurang laku di pasaran. Ia tetap berjuang penuh semangat, sembari menunjukkan kepedulian kepada sesama Hasilnya, suksesnya kini tak hanya berarti baginya, namun juga sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. [source : Andriewongso.com] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

falsmania sedang online