| Data Diri | Biografi | Diskografi | Info Acara | Berita |  

    | 

« Kembali ke Muka | Nada Sambung: Album "50:50" » | Laporan dari Aksi Iwan Fals di Indosiar » | Iwan Fals Kampanye Penghijauan di Pacitan » | Iwan Fals - THE ROLLING STONE INTERVIEW » | Iwan Fals di Rolling Stone Private Party '07 » | Kegelisahan Iwan Fals » | Iwan Fals di Indosiar, 8 Mei 2007 » | Iwan Fals di Global TV, 4 Mei 2007 » | Iwan Fals Bertemu Gesang » | Nada Sambung: Koleksi RBT Iwan Fals (4) »

Wawancara Iwan Fals Tahun 1993

[ARTIKEL] Berikut adalah wawancara Iwan Fals dengan majalah Hai tahun 2003, ketika Iwan Fals merilis album In Collaboration With. Semoga bermanfaat. -Redaksi-

Iwan Fals Menyanyi

Selama puluhan tahun berkarir di dunia musik, album-albumnya sukses jadi best seller. Nggak heran doi ditahbiskan jadi salah satu legenda di sejarah musik Indonesia. Kini, sang living legend kembali dengan dukungan barisan musisi muda potensial. Katanya, sekarang dia pengen jadi penyanyi. Lha? Emangnya selama ini belum?

Leuwinanggung, 3 April 2003. Pukul 3 sore.

Biasanya, jam-jam segini, hujan udah rajin membasahi kota Jakarta dan sekitarnya. Maklum, April masih anggota keluarga musim hujan.

Tumben, hari itu hujan nggak kunjung datang. Cuma mendung. Rasanya, cuaca yang bersahabat kayak gini, pas banget digunakan untuk ngobrol santai. Apalagi kalo temen ngobrolnya seorang legenda hidup sekelas Iwan Fals!

Sambil duduk-duduk santai di pendopo berukuran 15X7 meter yang terletak di sebelah timur rumah Iwan, Hai sempet ngabisin waktu ngeliat-liat kondisi sekeliling. Keliatan banget, banyak perubahan yang terjadi di lingkungan rumah yang asri itu. Selain pendoponya jadi makin luas, lingkungannya pun makin hijau.

Pantes aja Iwan betah tinggal di sini. Selain jauh dari pusat keramaian, udaranya pun enak banget buat dinikmati. Masih segar dan kaya oksigen.

Lagi asik-asik bengong, tiba-tiba aja seseorang menepuk pundak Hai. “Udah lama? Sori, saya baru selesai mandi. Trus, nengok Raya sebentar di kamarnya. Maaf kalo lama nunggu,” bilang seorang cowok berambut hitam keperakan dengan senyum lebar di bibir. Wah, Bang Iwan masih aja ramah kayak dulu!

Raya? Siapa tuh, Bang?

“Raya itu anak cowokku. Baru aja lahir beberapa bulan lalu. Yah, lumayan bikin kangen lah!” ucap Iwan, sumringah.

Sempet ngobrol beberapa saat soal Raya, akhirnya obrolan pun sampai ke rencana pembuatan album baru Iwan. Denger-denger, di album besok, ia akan mengajak beberapa musisi muda bekerjasama. Entah itu buat bikin lagu, atau sekadar ngulik aransemen. Pokoknya, diajak berkolaborasi total di album itu.

Beneran nggak sih Bang?

“Ya, emang rencananya begitu. Saat ini, saya udah ngumpulin beberapa nama buat diajak kerja sama. Maksudnya sih, biar bisa tau perkembangan musik sekarang. Kan yang muda-muda lebih dekat dan tau sama alur musik jaman sekarang. Mudah-mudahan aja lancar,” katanya sambil menyebut nama-nama besar kayak Dhani Ahmad, Padi, Kikan Cokelat, Eross SO7, dan Pongky Jikustik sebagai calon rekan kolaborasinya.

Wuiiihh! Bakal seru nih!

***

Kebon Jeruk, 19 Mei 2003.

Jam dinding kantor Hai menunjukkan pukul 11 siang. Udara di luar bener-bener nggak bersahabat. Kejam bener sang surya memancarkan sinarnya yang tajam menusuk kulit. Ditambah debu yang giat beterbangan, rasanya lebih enak berdiam diri di rumah daripada berjalan-jalan di tengah cuaca yang asli nggak bersahabat.

Asiknya kondisi cuaca super nyebelin kayak gini, nggak menyurutkan semangat Bang Iwan buat dateng nyamperin Hai di kantor. Janjinya sih, dia pengen cerita banyak soal album barunya yang hampir kelar diproduksi. Berkemaja abu-abu, celana jins belel plus topi cupluk (yang katanya jadi imej barunya, RED.), si Abang berjalan gagah sambil tersenyum lebar. Keliatan banget, doi lagi hepi berat. Entah hepi bisa ketemu Hai lagi (hehehe) atau hepi karena puas dengan album barunya.

Ditemani Cikal, putri keduanya, Iwan langsung duduk anteng di ruang studio foto yang emang udah disiapkan buat menjamu living legend ini hari itu. Sempet ngaso sambil minum dan makan kue kecil sebentar, akhirnya acara ngobrol-ngobrol pun dimulai.

“Album saya sebentar lagi kelar. Rencananya sih bakal dikasih judul Collaboration. Saat ini udah 85% rampung dikerjakan. Tinggal beberapa lagu aja yang belum beres. Mungkin, dalam waktu seminggu ini bisa kelar total,” repet cowok yang lekat dengan sebutan Bob Dylan-nya Indonesia ini, seru.

Wah, cepet amat! Perasaan baru sebulan lalu nih cowok bercerita bakal ngerilis album gres.

“Emang sih cepet. Tapi sebenernya proses produksinya udah mulai jauh-jauh hari. Bahkan, boleh dibilang, rencana bikin album ini udah ada sejak album Suara Hati mau dibuat. Jadi, sebenernya proses produksinya udah lama, udah setahun lebih. Cuma, proses rekamannya aja yang cepet,” beber Iwan, sigap.

Dude, apa yang si Abang bilang nggak bohong. Rupanya, jauh sebelum doi ngebocorin rencana hebatnya itu ke Hai, Iwan udah sibuk kasak-kusuk menghubungi nama-nama besar yang disebutkannya waktu itu. Bahkan, waktu itu udah beberapa nama menyetorkan lagu untuk dicoba. Namun, itu semua masih dalam tahap pre recording. Jadi, belum ada yang fix.

So, wajar dong kalo dalam sebulan banyak lagu kelar direkam. Selain proses pemilihan dan pengumpulan lagu udah dikerjakan jauh-jauh hari, Iwan udah lumayan lama mengendapkan lagu-lagu itu dalam hatinya. Jadinya, problem penghayatan pas rekaman bisa diminimalisir.

***

Ngomong-ngomong, apa sih sebenernya yang bikin Iwan Fals pengen banget bikin album yang melibatkan banyak musisi dan pencipta lagu?

“Pastinya sih karena kebiasaan lama saya yang suka bergaul. Dulu, kalo mau memperhatikan perjalanan karir saya, sering banget seorang Iwan bekerjasama dengan musisi lain. Bahkan, di awal karir pun, saya muncul dalam proyek kerja sama. Jadi, bikin album yang melibatkan musisi lain harusnya bukan hal yang aneh buat saya,” jawabnya dengan mimik serius.

Soal kerjasama, Iwan memang sering melakukannya. Hitung deh band-band kayak Amburadul (’70-an), Babadotan (80’an), Swami (’90-an), Dalbo (’90-an) dan Kelompok Hijau (’90-an). Di sana, Iwan sempet bekerjasama dengan musisi kayak Sawung Jabo, Inisisri, Setiawan Djody, Ian Antono, WS Rendra dan banyak nama beken lainnya.

Tapi, itu semua dilakukannya dalam sebuah grup. Dan, kebanyakan lagu dari grup tersebut adalah hasil karya Iwan. Kalo pun ada, paling cuma beberapa lagu hasil karya orang lain yang sempet dinyanyikan Iwan. Contohnya lagu Kemesraan-nya Franky Sahilatua dan Mata Dewa yang banyak melibatkan Ian Antono dalam proses produksi. Makanya, wajar kalo orang jadi terhenyak begitu denger kabar seorang Iwan meminta bantuan banyak pencipta lagu muda di album baru.

Buat ngejawab hal itu, Iwan bercerita soal impiannya menjadi seorang yang bisa tampil sebagai seniman utuh. Kalo selama ini ia tampil dan mengintepretasikan lagu-lagunya sendiri, kali ini ia ingin coba menjiwai lagu-lagu bikinan orang.

Pastinya jack, lagu itu bukan lagu sembarangan. Ia ingin merasuk ke lagu-lagu ciptaan komposer yang punya karakter kuat dan namanya lekat di masyarakat. Dan, orang-orang yang dipilih untuk bekerjasama dengannya di album, harus sudah memenuhi persyaratan tadi.

“Membawakan lagu (ciptaan) orang (lain), bebannya jelas lebih berat dari ngebawain lagu sendiri. Makanya, saya sering salut sama penyanyi yang beneran bisa ngebawain lagu orang dengan penghayatan yang luar biasa. Saya pengen banget bisa kayak gitu. Saya pengen jadi penyanyi dan bukan sekadar pencipta lagu,” paparnya, serius.

Keinginan itu membuat Iwan berencana untuk membuat dua jenis album tiap tahun. Satu album berisikan lagu-lagu ciptaannya sendiri, dan satu album lagi berisi lagu-lagu hasil kolaborasinya dengan musisi lain. Untungnya, rencana itu direstui oleh Musica’s Studio. Hasilnya, album Collaboration pun bisa terealisasi.

Tapi, gara-gara album ini, banyak yang bilang kalo Bang Iwan sudah habis. Udah nggak bisa bikin lagu lagi. Gimana dong tanggapannya?

“Waduh. Kok sampe segitu. Jujur, kalo harus bikin lagu kayak yang dibuatin Eros, Pongky, Kikan atau Aziz, aku memang nggak bisa. Abis, itu bukan gayaku sih. Tapi, kalo urusan buat lagu, saya masih bisa. Memang nggak selancar dulu, tapi bakal ada di album berikut. Makanya nikmatin aja dulu album ini dan tunggu album berikutnya 6 bulan lagi,” jawab cowok yang sempet jadi enemy number one-nya rezim Orba ini, santai.

***

Man, dapet dukungan musisi-musisi hebat ternyata nggak lantas bikin produksi album Iwan gampang. Soalnya, masing-masing pencipta lagu punya soul dan sudut pandang sendiri dalam membuat lagu. So, 6 lagu baru yang ada di album itu punya soul dan sudut pandang yang nggak sama.

Tapi, bukan Iwan Fals namanya kalo nggak bisa menjiwai lagu-lagu itu. Proses pengendapan yang lumayan lama (kurang lebih 3 bulan, RED.) memungkinkan ia membawakan hampir semua lagu dengan baik. Terutama, lagu yang dibuat oleh Harry Roesli, senior sekaligus musisi idolanya.

Trus, yang bikin repot apa nih Bang?

“Jujur, ada beberapa lagu yang aku masih belum dapet soul-nya pas rekaman. Kayak lagunya Eross (Senandung Lirihi, RED.). Kalo diliat jalan liriknya, semuanya tentang cowok yang ditinggal cewek. Tapi, kok ending-nya lalalala. Aduh, susah banget dapet logikanya,” beber Iwan, antusias.

Hal yang nggak jauh beda juga dialami Iwan saat take vokal lagu Sesuatu Yang Tertunda bareng Padi. Di deretan lirik, ia menemukan kata-kata yang nggak umum. Makanya, ia sempet mengajukan protes, takut kata-kata itu salah tulis.

“Ternyata, kata itu memang ada. Saya sempet takjub juga soalnya nggak kepikiran kalo kata itu emang ada. Makanya, saya ngerasa seneng bisa kerja bareng musisi muda. Bisa dapet kata baru,” ujar Iwan, seru.

Selain hal-hal di atas, kendala teknis yang dihadapi Iwan boleh dibilang nggak ada. Apalagi, selama proses rekaman berlangsung, Iwan banyak dibantu sama Herry Buchairie yang bertindak sebagai music director.

“Herry banyak banget ngebantuin saya selama take. Dia yang bantuin ngejaga mood tetep stabil pas ngebawain lagu. Asli, saya masih agak kagok sama hal ini, soalnya saya biasa ngelakuin take vokal secara menyeluruh. Nggak tambal sulam kayak sekarang,” adu cowok yang ngaku tertarik banget sama ilmu jurnalistik ini.

Selain Herry, Iwan juga menyebut nama Andy Bayou dan Tohpati sebagai sosok yang mendukung penuh dirinya selama proses rekaman berlangsung. Asal tau jack, selain lagu Sesuatu Yang Tertunda-nya Padi, Ancur-nya Aziz dan Hadapi Saja yang diaransemen ulang oleh Dhani, semua lagu yang ada di album baru Iwan dipoles oleh kedua orang ini. So, wajar kalo Iwan sampe menaruh perhatian khusus pada dua sosok yang berhasil me-make up deretan lagu andalannya di album Collaboration.

***

Lantas, setelah album barunya rampung, apa sih rencana Iwan?

“Pastinya sih kembali ngegelar tur. Saya udah kangen tampil di depan penggemar. Setelah lama nggak ngegelar tur, konser tur yang diadain sama Deteksi kemarin bener-bener bikin semangat saya bangkit. Makanya, saat ini saya udah mulai mempersiapkan rencana tur ini dengan sebaik-baiknya. Yang pasti selalu dilakuin sih, latihan rutin sama band pengiring di rumah,” jawab Iwan, cepat.

Katanya sih, sudah ada beberapa sponsor yang mendekati manajemen Iwan dan menawarkan program tur yang menarik. Tapi, untuk beberapa waktu ke depan, Iwan bakal berkonsentrasi untuk mempromosikan album terbarunya terlebih dahulu.

“Kalo proses promosi kelar, baru jalan tur. Biar lebih enak dan plong,” tuturnya.

Ngomongin soal tur, kira-kira bakal bikin apa kali ini?

“Masih sama kok kayak yang kemarin. Band pengiringnya juga nggak banyak berubah. Mereka akan bantuin saya mainin lagu-lagu baru dan lagu-lagu lama. Paling aransemennya sedikit berubah. Sisanya, mungkin set panggungnya yang mau saya ubah sedikit,” repetnya bersemangat.

Dude, perubahan set panggung yang diinginkan Iwan memang nggak ekstrim. Ia hanya ingin menempatkan sound engineer panggung di belakang rombongan band. Maksudnya sih, biar si sound engineer lebih bisa dapet nuansa pertunjukan ketimbang berada di sisi kiri atau kanan panggung. So, output monitor pun bisa lebih terjaga.

“Saya ingin memberikan yang terbaik buat temen-temen penonton. Mereka udah rela datang ke pertunjukan saya. Berdiri dan bernyanyi selama berjam-jam bareng saya. Makanya, saya harus bisa menservis mereka dengan baik. Tanpa mereka, saya bukan apa-apa,” papar Iwan, merendah.

Ah, si Abang... Udah jadi legenda masih aja membumi. Pantes aja banyak yang tergila-gila sama doi. Ada yang mau niru? [source : Hai] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

teruslah berjuang untuk indonesia agar lebih baik di mata dunia.

Post a Comment

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

falsmania sedang online