Iwan Fals Ekslusif di "Kick Andy" Metro TV, 5 atau 12 Februari 2010
[BERITA] Dikenal sebagai salah seorang seniman garda terdepan melawan penindasan yang dilakukan rejim represif Soeharto pada dekade 80-an, namun penyanyi folk legendaris Iwan Fals secara terbuka menyatakan terimakasih dan kekagumannya kepada Orde Baru pimpinan Presiden Ke-2 RI, Soeharto.
“Saya terus terang berterimakasih kepada Orde Baru karena mereka berjasa ikut melahirkan lagu-lagu seperti `Guru Oemar Bakrie`, `Wakil Rakyat`, `Bento`, `Bongkar` dan sebagainya. Kalau nggak ada Orde Baru, nggak ada yang namanya Iwan Fals. Saya berterimakasih untuk itu. Tapi ini tidak berarti saya setuju dengan segala tindakannya selama berkuasa,” jelas Iwan ketika melakukan proses taping untuk acara Kick Andy di Metro TV pada Rabu (27/1) malam.
Iwan lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa dirinya bahkan termasuk orang yang mengagumi Soeharto. Menurut Iwan, figur Soeharto secara fisik memiliki kemiripan dengan ayah kandungnya yang kerap dipanggil “Pak Harto” jika sedang turun ke lapangan. Kekagumannya yang paling utama terhadap sosok Soeharto adalah kemampuannya bertahan sebagai penguasa. “Kok, dia bisa ya bertahan jadi presiden selama 32 tahun!”
“Anda pernah bertemu langsung dengan Soeharto?” tanya host Andy F. Noya.
“Pernah. Ketika adik saya menikah walinya Pak Harto…”
“Kesan Anda setelah bertemu Pak Harto?”
“Dia senyum-senyum saja, seperti biasa [Tertawa].”
Menanggapi rumor yang kemudian berkembang menjadi mitos tentang kepanjangan judul lagu “Bento” sebagai “Benci Soeharto,” Iwan dengan santai menepis anggapan tersebut. “Saya nggak membenci Soeharto, cuma bosen, karena dia terlalu lama menjadi presiden,” ujar Iwan santai yang disambut riuh tawa para penonton Kick Andy di studio.
“`Bento` adalah fenomena keluarga-keluarga muda Jakarta saat itu yang tinggal di real estate. Kalau pun saya menggunakan nama Bento sebenarnya biar nggak sama saja dengan kebanyakan nama pada umumnya. Ternyata belakangan malah ada nama pemain sepakbola dari Timor Timur yang bernama Bento juga [Tertawa],” ujar Iwan Fals.
Mengenai lagu “Bongkar” yang sebenarnya menurutnya bercerita tentang represi tentara Soeharto dalam insiden di Kedung Ombo, Kacapiring dan Way Jepara, Iwan menjelaskan bahwa lirik lagu itu kemudian diubah oleh Sawung Jabo hingga menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Lagu “Bento” dan “Bongkar” akhir tahun lalu ikut terpilih ke dalam “150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa” versi Majalah Rolling Stone Indonesia. Lagu "Bongkar" bahkan menjadi nomor satu di sana.
Pada kenyataannya Iwan Fals adalah salah seorang “korban” penindasan Soeharto. Di tahun 1989 Tur 100 Kota untuk mempromosikan album Mata Dewa miliknya dibatalkan secara sepihak oleh aparat kemananan tanpa alasan yang jelas.
Jauh sebelumnya di tahun 1984, usai turun panggung di Pekanbaru, Riau ia ditangkap polisi dan selama 14 hari menjalani interograsi secara marathon. Melalui lagunya yang berjudul “Mbak Tini” dan “Demokrasi Nasi” (tak pernah masuk ke dalam album) Iwan dituduh menghina kepala negara dan ibu negara di atas panggung. Lirik lagu “Mbak Tini” bercerita tentang seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan bersuamikan Soeharyo.
“Waktu di atas panggung saya ubah namanya jadi Soeharto [Tertawa],” ujarnya seraya menjulurkan lidah.
Akhirnya karena tidak terbukti bersalah Iwan justru diberi marga oleh polisi keturunan Batak yang menginterogasi dirinya selama 14 hari tersebut.
“Marga saya Siahaan,” lagi-lagi sambil tertawa.
Ini merupakan penampilan pertama Iwan Fals dalam program talkshow di televisi. Sebelumnya selama 2 tahun pemandu acara tersebut, Andy F. Noya membujuk Iwan agar bersedia diwawancara namun selalu menolak, bahkan ia sempat memburunya hingga ke kediaman Iwan di Leuwinanggung, Depok.
Episode Kick Andy yang menampilkan Iwan Fals ini rencananya akan ditayangkan antara tanggal 5 atau 12 Februari 2010 pukul 21:30 WIB di Metro TV.
Di kala jeda segmen Iwan juga sempat menyanyikan beberapa lagu seperti “Bongkar,” “Guru Oemar Bakrie,” hingga lagu “Suhu” dari album terbarunya yang akan rilis akhir Februari mendatang, Keseimbangan.
Beberapa momen mengharukan juga hadir ketika Iwan Fals dipertemukan kembali dengan sahabat-sahabatnya dari grup Babadotan sewaktu berkuliah di LPKJ (kini IKJ). Salah satunya adalah dengan Gumgum yang telah berpisah selama 30 tahun lamanya. Juga ketika ia bertemu kembali dengan Engkus, seorang montir mobil sekaligus “manajer pertama” yang memberinya nama beken: Iwan Fals.
Penampilan Iwan di Kick Andy terlihat sangat rileks walau pertanyaan-pertanyaan kritis kerap kali dilontarkan oleh Andy F. Noya. Salah satu pertanyaan yang selama ini seperti menjadi tabu dan semalam ikut ditanyakan adalah:
“Apakah benar Galang meninggal dunia karena overdosis drugs?”
Dan Iwan pun menghela nafas sebelum akhirnya berkomentar…. [source : Wendi Putranto/rollingstone indonesia] ***
“Saya terus terang berterimakasih kepada Orde Baru karena mereka berjasa ikut melahirkan lagu-lagu seperti `Guru Oemar Bakrie`, `Wakil Rakyat`, `Bento`, `Bongkar` dan sebagainya. Kalau nggak ada Orde Baru, nggak ada yang namanya Iwan Fals. Saya berterimakasih untuk itu. Tapi ini tidak berarti saya setuju dengan segala tindakannya selama berkuasa,” jelas Iwan ketika melakukan proses taping untuk acara Kick Andy di Metro TV pada Rabu (27/1) malam.
Iwan lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa dirinya bahkan termasuk orang yang mengagumi Soeharto. Menurut Iwan, figur Soeharto secara fisik memiliki kemiripan dengan ayah kandungnya yang kerap dipanggil “Pak Harto” jika sedang turun ke lapangan. Kekagumannya yang paling utama terhadap sosok Soeharto adalah kemampuannya bertahan sebagai penguasa. “Kok, dia bisa ya bertahan jadi presiden selama 32 tahun!”
“Anda pernah bertemu langsung dengan Soeharto?” tanya host Andy F. Noya.
“Pernah. Ketika adik saya menikah walinya Pak Harto…”
“Kesan Anda setelah bertemu Pak Harto?”
“Dia senyum-senyum saja, seperti biasa [Tertawa].”
Menanggapi rumor yang kemudian berkembang menjadi mitos tentang kepanjangan judul lagu “Bento” sebagai “Benci Soeharto,” Iwan dengan santai menepis anggapan tersebut. “Saya nggak membenci Soeharto, cuma bosen, karena dia terlalu lama menjadi presiden,” ujar Iwan santai yang disambut riuh tawa para penonton Kick Andy di studio.
“`Bento` adalah fenomena keluarga-keluarga muda Jakarta saat itu yang tinggal di real estate. Kalau pun saya menggunakan nama Bento sebenarnya biar nggak sama saja dengan kebanyakan nama pada umumnya. Ternyata belakangan malah ada nama pemain sepakbola dari Timor Timur yang bernama Bento juga [Tertawa],” ujar Iwan Fals.
Mengenai lagu “Bongkar” yang sebenarnya menurutnya bercerita tentang represi tentara Soeharto dalam insiden di Kedung Ombo, Kacapiring dan Way Jepara, Iwan menjelaskan bahwa lirik lagu itu kemudian diubah oleh Sawung Jabo hingga menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Lagu “Bento” dan “Bongkar” akhir tahun lalu ikut terpilih ke dalam “150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa” versi Majalah Rolling Stone Indonesia. Lagu "Bongkar" bahkan menjadi nomor satu di sana.
Pada kenyataannya Iwan Fals adalah salah seorang “korban” penindasan Soeharto. Di tahun 1989 Tur 100 Kota untuk mempromosikan album Mata Dewa miliknya dibatalkan secara sepihak oleh aparat kemananan tanpa alasan yang jelas.
Jauh sebelumnya di tahun 1984, usai turun panggung di Pekanbaru, Riau ia ditangkap polisi dan selama 14 hari menjalani interograsi secara marathon. Melalui lagunya yang berjudul “Mbak Tini” dan “Demokrasi Nasi” (tak pernah masuk ke dalam album) Iwan dituduh menghina kepala negara dan ibu negara di atas panggung. Lirik lagu “Mbak Tini” bercerita tentang seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan bersuamikan Soeharyo.
“Waktu di atas panggung saya ubah namanya jadi Soeharto [Tertawa],” ujarnya seraya menjulurkan lidah.
Akhirnya karena tidak terbukti bersalah Iwan justru diberi marga oleh polisi keturunan Batak yang menginterogasi dirinya selama 14 hari tersebut.
“Marga saya Siahaan,” lagi-lagi sambil tertawa.
Ini merupakan penampilan pertama Iwan Fals dalam program talkshow di televisi. Sebelumnya selama 2 tahun pemandu acara tersebut, Andy F. Noya membujuk Iwan agar bersedia diwawancara namun selalu menolak, bahkan ia sempat memburunya hingga ke kediaman Iwan di Leuwinanggung, Depok.
Episode Kick Andy yang menampilkan Iwan Fals ini rencananya akan ditayangkan antara tanggal 5 atau 12 Februari 2010 pukul 21:30 WIB di Metro TV.
Di kala jeda segmen Iwan juga sempat menyanyikan beberapa lagu seperti “Bongkar,” “Guru Oemar Bakrie,” hingga lagu “Suhu” dari album terbarunya yang akan rilis akhir Februari mendatang, Keseimbangan.
Beberapa momen mengharukan juga hadir ketika Iwan Fals dipertemukan kembali dengan sahabat-sahabatnya dari grup Babadotan sewaktu berkuliah di LPKJ (kini IKJ). Salah satunya adalah dengan Gumgum yang telah berpisah selama 30 tahun lamanya. Juga ketika ia bertemu kembali dengan Engkus, seorang montir mobil sekaligus “manajer pertama” yang memberinya nama beken: Iwan Fals.
Penampilan Iwan di Kick Andy terlihat sangat rileks walau pertanyaan-pertanyaan kritis kerap kali dilontarkan oleh Andy F. Noya. Salah satu pertanyaan yang selama ini seperti menjadi tabu dan semalam ikut ditanyakan adalah:
“Apakah benar Galang meninggal dunia karena overdosis drugs?”
Dan Iwan pun menghela nafas sebelum akhirnya berkomentar…. [source : Wendi Putranto/rollingstone indonesia] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Bang saya kangen sama lagu-lagu perangnya,,.,dan warnamusik countri'a....
Komentar dari Topan Indo | June 7, 2010 at 2:21 PM