| Data Diri | Biografi | Diskografi | Info Acara | Berita |  

    Minggu, 29 Jun 2025 | 7:15:27 AM |

WISATA BUDAYA IV Oi KOTA JAKARTA SELATAN

[KABAR Oi] Oi Kota Jakarta Selatan akan menggelar wisata budaya di Kampung Adat Baduy, Lebak, Banten pada Jumat-Minggu, 13-15 Juli 2007. Berikut data lengkap dan cara pendaftaran kegiatan tersebut.

PENDAFTARAN :
01 Juni – 10 Juli 2007.

BIAYA :
Rp. 90.000/orang (sebelum tgl. 30 Juni 2007)
Rp. 125.000/orang (setelah tgl. 01-10 Juli sebelum pkl 13.00 wib)

BIAYA PENDAFTARAN DAPAT DITRANSFER
Melalui REKENING :
PANITIA WISATA BUDAYA
a.n TRI BUDHI SUWARSONO
BCA KCP PASAR MINGGU CENTER
No. Rekening : 5470170320

FORM PENDAFTARAN
& BUKTI REKENING DIKIRIM KE :
EMAIL : saloute007@yahoo. com atau bpk_oijaksel@ yahoo.com
FAKS KE : 021-75871137

Text Box:
FASILITAS :
- TRANSPORTASI (PP)
- T-SHIRT
- PENGINAPAN

TEMPAT PEMBERANGKATAN :
Pelataran Parkir Depan TMP
(Taman Makam Pahlwan) Kalibata

Jum’at, 13 Juli 2007
Pukul 13.30 wib

KONFIRMASI PENDAFTARAN & INFO LEBIH LANJUT:
BUDHI : 758 71137 / 081 384 383 157
ZAENAL : 081 768 733 25
ERRY : 085 691 493 017

PELAKSANA :
BPK Oi JAKSEL

SEKRETARIAT WISATA BUDAYA :
Jl. Moh. Kahfi Gg. Jamblang
Rt. 10/09 No. 33 Jagakarsa
Jakarta Selatan

CP : IPAN :
081315410903 [source : budhi swarsono ] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Galeri Foto : Ekslusif dari Indonesia Menanam (Bagian 1)

[GALERI FOTO] Beberapa waktu lalu Iwan Fals menggelar Konser Indonesia Menanam di Pacitan, Jawa Timur. Berikut beberapa liputan foto ekslusif, foto-foto yang menunjukkan Iwan Fals begitu merakyat. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Latian di Sanggar Pradapa Lopa Bhakti | Iwan Fals dan Seniman Sanggar Seni Pradapa Loka Bhakti latihan bersama untuk persiapan “Konser Indonesia Menanam” Rabu siang (2 Mei 2007) di Desa Pelem, Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur.

Makan Bersama | Iwan Fals, Seniman Sanggar Seni Pradapa Loka Bhakti dan para musisi juga seluruh crew pendukung “Konser Indonesia Menanam” mengadakan syukuran makan bersama setelah selesai latihan Kamis malam (3 Mei 2007).

Iwan Fals +Anom Suroto | Iwan Fals menyanyikan lagu “Pohon untuk Kehidupan” berkolaborasi dengan iringan musik tradisional gamelan pimpinan Dalang Ki Anom Suroto dalam “Pagelaran Wayang Kulit Kampanye Indonesia Menanam” Sabtu malam (5 Mei 2007) di Alun-Alun Pacitan, Jawa Timur.

Gaya Fals | Iwan Fals begitu bersemangat dalam konsernya, ia pun bergoyang.

Antusisme Penonton | Penonton Fals antusias dari awal hingga akhir acara. [FOTO: OiBENTO HOUSE/Tri Handoyo] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Galeri Foto : Dua Legenda

[GALERI FOTO] Iwan Fals (47) bersilaturahmi dengan Gesang Martohartono (89) pencipta lagu “Bengawan Solo” di kediamannya Jl Bedoyo No 5, RT 01/03, Kemlayan, Serengan, Solo, Selasa (1 Mei 2007) sekitar pukul 13.30 WIB. Iwan Fals menghibur Gesang dengan menyanyikan tembang karya pujangga RNg Ronggowarsito berjudul “Singo Sirah”. Tembang yang mempunyai makna tolak bala tersebut dinyanyikan Iwan Fals dengan harapan agar Gesang cepat sehat kembali, setelah beberapa hari dirawat rumah sakit karena gangguan usus. Klik pada foto untuk memperbesar. [foto: OiBENTO HOUSE/Hio Ariyanto] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Liputan dan Foto Ekslusif dari Pacitan

[BERITA] Ingin menikmati liputan lengkap plus foto-foto ekslusif Iwan Fals di Pacitan? Segera hadir di situs ini, liputan dari Oi Bento House Solo. ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Review Album "50:50" oleh Denny Sakrie

[KUPAS ALBUM] Akumulasi kematangan Iwan Fals memang jelas terbaca di album ini. Mulai dari ekspresi bernyanyi, pilihan musik hingga penulisan lagu. Dan di album ini jelas Iwan pun menyadari bahwasanya dia juga merupakan bagian dari industri dan juga merupakan bagian dari idealisme yang bisa disesuaikan dengan berbagai lapis dimensi. Judul albumnya saja sebetulnya telah mengindikasikan isi. Judul 50:50 ini maksudnya Iwan separuh berceloteh tentang romantika dan separuhnya tentang semangat gugat yang rasanya memang tak bisa lekang dari sosoknya.

Di album terbarunya ini, tak semua lagu ditulis Iwan. Separuhnya ditulis oleh sederet komposer seperti Dewiq, Digo, Bongky Ismail, Pongky Jikustik, Opick, Yockie Soerjoprajogo dan Remy Soetansyah. Musiknya pun digarap beragam mulai dari Andi Bayou, Addie MD hingga Erwin Gutawa.

Menyimak album ini seolah gabungan antara dua album Iwan Fals sebelumnya : "In Collaboartion With" (2003) dan "Manusia 1/2 Dewa" (2004).
Gaya bermusik Iwan yang sudah menjadi signature : lugas ! tersemat pula di isi album ini,misalnya pada lagu "Pulanglah" tentang tewasnya Munir Said Thalib.
Atau simak pula lagu bertajuk "Negara" yang mengingatkan kita pada sajak-sajak pamflet WS Rendra :

Negara harus bebaskan biaya pendidikan
Negara harus bebaskan biaya kesehatan
Negara harus ciptakan pekerjaan
Negara harus adil tidak memihak
Itulah tugasnya

Lagu bertema gugat lainnya adalah "Rubah" sebuah lagu yang sering dikumandangkan Iwan pada saat menggelar pertunjukan dan "Ikan Ikan", sebuah metafora fabel yaitu menulis kritik dengan sisipan eufisme pada sosok binatang atau hewan yang dulu kerap dibuat Iwan seperti "Belalang Tua","Celoteh Camar Tolol dan Cemar" maupun "Tikus Tikus Kantor".

Jangan lupa, kekuatan album ini pun ditopang dengan kontribusi pemusik lain semisal lagu "Ini Bukan Mimpi" yang ditulis Yockie Soeryoprayogo dan Remy Soetansyah. Lagu-lagu lainnya seperti "Mabuk Cinta" (wowww Iwan Fals membawakan irama reggae !!!), "Masih Bisa Cinta","Yang Tercinta" atau "Tak Pernah Terbayangkan" merupakan lagu-lagu berkonotasi asmara yang cair dan dalam kemasan pop mengingatkan kita pada album "In Collaboration With".

Kematangan vokal Iwan Fals memang sangat membantu memberi muatan tersendiri untuk track yang berlabel "love song" ini.

TRACK LIST
1.MABUK CINTA
2.MASIH BISA CINTA
3.YANG TERCINTA
4.TAK PERNAH TERBAYANGKAN
5.APAKAH AKU BENAR BENAR MILIK KAMU ?
6.RUBAH
7.KASACIMA
8.PULANGLAH
9.INI BUKAN MIMPI
10.IKAN IKAN
11.NEGARA
12.CEMBURU
(Oleh : Denny Sakrie) ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nidji: Iwan Fals itu Legend!

[BERITA] Siapa yang tidak kenal dengan OI, Orang Indonesia. Mereka adalah fans fans fanatik Iwan Fals yang begitu loyal. Iwan tidak hanya dijadikan idola, namun juga panutan. Nah, kharisma dan tips menjaga fans itulah yang hendak ditiru grup band Nidji.

“Bang Iwan itu sosok legend, sampai sekarang eksistensinya masih gokil ! Kita pun belajar dari bagaimana fans bisa setia,” tutur Rama, gitaris Nidji, saat berbincang dengan KG beberapa waktu lalu. Saking loyalnya OI dengan dia, Iwan sampai didaulat menjadi ‘The Next President’.

Kekaguman Nidji pada Iwan sudah dimulai sejak mereka muda. Lagu lagu Iwan menemai mereka tumbuh dan menjadi inspirasi di kala dewasa. Makanya ketika pertama kali berhadapan, bahkan didaulat duet dengan sang idola, mereka mengaku gemetar.

“Kirain orangnya gimana gitu, ternyata bang Iwan lucu, kalau udah ngobrol enggak bisa berhenti !” tutur Rama. Rupanya tampang gahar Iwan Cuma kedok aja. Padahal sih, hatinya selembut salju. Nah, makanya tiru kata Tukul, “Don’t judge the book by the Cover’, jangan lihat orang dari luarnya aja gitu. [source : kafegaul] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Wawancara Iwan Fals di Tahun 1990-an

[ARTIKEL] Berikut ini adalah wawancara Iwan Fals yang cukup panjang dan menarik yang dilakukan sekitar tahun 1996 oleh majalah Ummat. Semoga Bermanfaat. -Redaksi-

Iwan Fals : "Saya Suka Hijau, Kuning Merah..."

Angin pagi dan rintik hujan membasahi lapangan Simpruk, Kompleks Pertamina, Kebayoran Lama. Sosok lelaki berbadan tegap itu menatap dengan nanar lapangan sepak bola yang dilumuri rintik hujan. Dia biarkan kumis dan jenggotnya tak beraturan, dengan tinggi badan 175 cm dan berat 65 kg. Juga rambutnya yang panjang.

"Kita pulang saja. Cuaca tak memungkinkan kita latihan pagi ini," ujarnya
lirih, sambil membuka pintu mobilnya.

Mobil Troover tahun 1992 warna metalik itu pun bergerak perlahan. Dan di
antara deru mesin mobil, juga tegur sapa para penjaja koran, sayup-sayup
terdengar nyanyian:

Hutanku rusak langitku bocor makanan yang aku makan tercemar ... Suara dalam
lirik lagu Hijau yang agak berat dan parau itu keluar dari lelaki bernama
Virgiawan Listanto , yang lebih dikenal dengan Iwan Fals itu.

Lagu dan album Hijau itu, yang ia buat hanya beberapa jam, konon album
termahal yang pernah ada dalam industri musik kita. Kabarnya album Hijau itu
laku Rp 300 juta. "Entahlah. Aku nggak tahu kalau sudah masuk ke persoalan
itu. Laguku laku atau tidak, itu soal kedua. Yang pertama, fungsiku
mencip~ta dan menyanyikannya," tutur Iwan ketika didesak soal kebenaran
angka jutaan pada album Hijau.

Sosok Iwan Fals memang tak bisa lepas dari rimba per~bincangan musik
Indonesia kontemporer. Terutama syair yang ia tebarkan ke wilayah publik,
yang selalu diwarnai kegalauan, kegamangan jiwa, dan pemberontakan hati
nurani yang tulus terhadap gejolak yang ada di sekitarnya. Dan respons yang
ia berikan, adalah ~jelmaan dari pengembaraan hati nurani yang jujur, tanpa
pretensi dan gangguan beban dari kekuatan yang ada di sekelilingnya.

Maka, tak heran, akibat kejujuran yang ia sebar melalui syair-syairnya itu,
Iwan sering berbenturan dengan "tembok-tembok kekuasaan". Ia pun "dice~kal"
di mana-mana. Puncak perbenturan itu terjadi pada 1989, saat tur
pertunjukkan 100 kota Iwan digagalkan oleh Kapoltabes Palembang.

Air mata Iwan pun menggenang saat membuka lembaran kelabu di tahun 1989 itu.
Dan ia mendesah dengan suara yang agak parau, "Buatku sungguh aneh. Aku kan
cuma bawa gitar kayu dan tali senar. Tak ada bahayanya dibanding tank,"
ujarnya ketika menutup pintu mobil, sambil mempersilakan kami berbincang di
ruang tamu rumahnya, di kawasan Bintaro. Di Garasi rumah itu, tampak mobil
lain Iwan, Daihatsu Taft, warna biru.

Pemegang Dan II Karate ini cuma ingin bersaksi bahwa lirik lagu yang ia
ciptakan bukan anggur atau jeantonic yang dapat memberikan kenikmatan bagi
peminumnya, melainkan hanya setetes air putih --penyuci akal yang tanpa
hati. Dan ia tak berpretensi apa-apa. "Kalau mau dicekal, silakan saja. Tapi
itu tidak akan mence~kal imajinasi dan kreativitasku," papar Iwan dengan
nada tegas.

Bagi suami Rossana (36), serta ayah Galang Rambu Anarki (14) dan Anisa Cikal
Rambu Bassae (11), kejadian itu memberikan kekuatan baru dalam menapaki
garis hidup yang ia tempuh --garis hidup di jalur musik. Sosok yang pernah
diklaim sebagai Bob Dylan-nya Indonesia ini makin yakin bahwa musik adalah
sesuatu yang serius dan penuh dengan irama kehidupan yang menghentak.

Ziarah Batin. Kehidupan jalanan membawa Iwan terdampar di setiap lembah yang
penuh kemuraman. "Aku sempat terbuai minuman, mabok-mabokan, dan ganja. Tapi
itu dulu. Hanya saja aku selalu menemukan jalan keluar. Hubunganku dengan
Dia lebih kuat dari semuanya. Aku bisa nangis dan sujud sama Dia," ujar
Iwan.

Iwan merasakan betul sentuhan batin Rendra. "Aku lebih baik dibilang
terpengaruh Mas Willy (panggilan akrab Rendra --Red. ) ketimbang siapa pun,
termasuk Bob Dylan." Iwan memang pernah terlibat di Bengkel Teater Rendra.
Menurut Iwan, "Mas Willy dan teman-teman Bengkel Teater juga memberi ingatan
perihal detail dan soal kedalaman pada lagu-laguku."

Memasuki paruh tahun 1990-an, Iwan kelihatan makin "alim". "Aku mulai
shalat. Meski masih cemang-cemong (bolong-bolong), ya.. paling tidak
shalatku merupakan bagian kontemplasiku," ungkap penyanyi yang menjadi idola
anak muda ini. Hanya saja, sampai sekarang, menurut pengakuan Iwan, ia masih
sulit bangun pagi untuk shalat Subuh.

"Yos --panggilan sang istri-- yang rajin shalat. Bahkan, untuk kegia~tan
lain, seperti setiap Senin sore, di rumah ada guru mengaji, aku nggak ikut.
Hanya Yos, Galang, dan Cikal saja. Kalau aku ikut, bisa-bisa aku yang
ngajarin guru ngaji untuk nyanyi," ucapnya, diiringi derai tawa dan kepulan
asap rokok kretek Djarum 76-nya.

Dunia Ngamen. Lewat pergulatan panjang dan benturan-benturan hidup yang
dilaluinya, Iwan Fals, yang dilahirkan 3 September 1961 di Jakarta, dan
menikah pada usia 19 tahun, menjalani hidup penuh kontroversi.

Anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan Kol (Purn.) Harsoyo dan Lies
ini meminati dunia tarik suara sejak masa kanak-kanak. Harmonika yang diberi
oleh uyut , neneknya ibu, adalah awal perkenalan Iwan dengan perangkat
musik. Ia pun menyanyi dan mencipta syair lagu ketika masih duduk di bangku
sekolah dasar. Tamat SD, ia sempat mukim di Jeddah, selama 9 bulan,
mengikuti orang tua angkat. "Aku sempat sekolah di sana. Muridnya cuma tiga.
Karena muridnya sedikit, aku nggak bisa nyontek . Bosan, dan akhirnya
kembali ke Indonesia," papar Iwan sambil bercanda.

Di bangku SMP 5 Bandung, gitar hadiah orang tuanya juga memberi andil dalam
perjalanan hidup Iwan. "Dunia ngamen aku jalani ketika masih duduk kelas
satu SMP. Itu karena uang saku bulanan cuma Rp 10.000. Itu kurang sekali
waktu itu. Terpaksa ngamen . Dari pagi sampai magrib bisa dapat Rp 4.000.
Lalu keterusan," aku Iwan mengenang masa lalunya.

Suatu ketika ia ngamen di kompleks Akabri, Jalan Sahardjo, Jakarta, di satu
rumah yang ramai oleh ibu-ibu arisan, Iwan tersentak. Ternyata ibunya salah
satu dari peserta arisan di kompleks Akabri tersebut. Ia pun dihardik.

Namun ayahnya mendukung aktivitas Iwan. "Aku dapat dukungan dari Bapak,
meski mulanya dia juga nggak suka. Dia nanya , apa aku yakin dengan jalan
hidup yang kuambil. Aku bilang, 'Ya.'"

Usai SMP, Iwan sempat mengenyam SMA di Yogyakarta, meski akhirnya
menyelesaikan di ibu kota pada tahun 1979. Dan ngamen jalan terus. "Aku
pernah disiram kopi panas, ketika ngamen di daerah Bandung. Ya.. aku terima
saja. Kita kan nggak diundang. Harus siap menghadapi risiko," kenang Iwan
sambil mengumbar senyum.

Iwan pun sempat menikmati bangku kuliah di Sekolah Tinggi Publi~sistik,
Jakarta (kini IISIP) --tak selesai-- sembari terus ngamen . Sejak di sarang
wartawan inilah namanya mulai menghiasi halaman media massa. Dan album
pertamanya, Oemar Bakri (1981), meledak.

Suara azan di siang hari ikut serta menyemarakkan perbincangan kami. Yos
bergegas ke kamar mandi, membasuh wajah dan menyucikan bagian badannya yang
lain, untuk shalat Zuhur. Cikal pulang sekolah. Dan Galang, sudah empat hari
tak terlihat di rumah. Dua pembantunya, mondar-mandir. Sementara di luar
rumah, dua orang pekerja kebun memunguti daun-daun yang berserakan di taman,
sambil memangkas ranting-ranting pohon.

"Meski rumah kontrakan, aku betah. Insya Allah, enam bulan lagi kami pindah
ke rumah sendiri, di Desa Leuwiang, Pondok Gede," ungkap Iwan, yang sedang
membangun rumah bertingkat dua di area tanah seluas 3.000 meter. Ia ingin
tenang menjelang pemilu. Menyaksikan perubahan. "Banyak orang bilang aku
Golput. Padahal setiap pemilu, aku tusuk semua gambar kontestan yang ada.
Karena kebetulan aku suka warna dasar kuning, hijau, dan merah...," gurau
Iwan, menutup perbincangan kami.

Edy A. Effendi

----------------------------------------------------------------------------
Demokrasi Nasi di Negeri Petani

April 1984 di Pekanbaru, memegang gitar dan harmonika, menyanyikan lagu
Demokrasi Nasi dan Mbak Tini (dua lagu yang tak pernah ada di albumnya),
menyeret Iwan beruru~san dengan Korem 031 Pekanbaru. Lagu Demokrasi Nasi
dianggap mengganggu stabilitas. Akhirnya, Iwan ditahan dan diinterogasi.

"Aparat keamanan nyuruh aku bikin lagu seperti lagunya Rinto Harahap dan A.
Riyanto. Ya, jelas, dong, nggak bakalan laku," ujar Iwan sambil menyibak
rambutnya.

Kejadian serupa terjadi di Bandung, 2-3 Maret 1992. Usai pertunjukkan, fans
Iwan Fals ngamuk . Iwan pun kembali berurusan dengan pihak kepolisian.

Dalam bentuk lain, ketika acara "Indonesian International Drum Festival
1993", 18 Desember 1993, botol-botol minuman, kursi-kursi serta pot-pot
bunga yang ada di sekitar panggung terbuka Pasar Seni Ancol, beterbangan.
"Tapi kenapa aku yang selalu jadi sasaran kesalahan. Padahal, soal kerusuhan
penonton, banyak faktor yang ikut mendukung. Salah satunya, ya.. kesenjangan
sosial," jelas Iwan.

Yang paling dirasakan memukul batin Iwan adalah saat tur 100 kota tahun
1989, yang sudah dirancang secara dengan matang, dihentikan oleh Kapoltabes
Palembang. Dan Iwan pun meneteskan air mata. "Aku heran. Alasan pembatalan
itu tidak jelas. Katanya ada isu per~saingan sponsor, peristiwa Lampung, dan
macam-macamlah ...," ungkap Iwan. Pencekalan Iwan banyak disebabkan oleh
lirik lagunya yang dianggap "bugil dan telanjang". Hanya saja, menurut Iwan,
selama ini belum pernah ada pernyataan resmi dari aparat bahwa lirik-lirik
lagun~ya jadi penyebab keributan.

"Mereka butuh masukan tentang siapa kita. Kritik itu penting untuk
keseimbangan, untuk kehidupan bersama. Bukankah itu juga diinginkan oleh
orang semacam Nurcholish Madjid, tentang perlunya partai oposisi, sebagai
check and balance ?" ungkit penyanyi balada itu.

Tapi, urusan cekal dan sensor lagu tak hanya dikerjakan oleh aparat
keamanan. Produser pun sering ikut campur. "Produser takut kalau-kalau
studionya ditutup. Aneh juga, Pemer~intah saja nggak pernah menyensor lirik
laguku. Mereka hanya kurang informasi. Ya.. aku sadar, aku hidup di negeri
petani, yang demokrasinya masih pakai nasi," ucap Iwan.

Saat ini, Iwan lebih betah tinggal di rumah, menemani Yos, Galang dan Cikal.
Galang, anak pertamanya, meneruskan tradisi ayahnya, main musik. Sekolah pun
dia tinggalkan ketika masih kelas dua SMP. "Aku suruh anak-anak memilih
jalan hidupnya sendiri. Sebagai orang tua, tugasku mengingatkan saja,"
komentar Iwan ketika melihat Galang malas pergi ke sekolah. [EAE]


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals dan Musuh Terbesar Manusia

Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri! Revolusi harus dimulai dari diri sendiri!

[ARTIKEL] Itulah dua potong kalimat (yang masih teringat) yang diserukan Iwan Fals pada saat manggung pada sebuah acara di Surabaya. Di saat masih ada orang yang menganggap orang lain yang berbeda agama, warna kulit, ras, dan suku adalah musuh yang harus dikalahkan, tetapi tidak menyadari bahwa musuh yang sebenarnya adalah dirinya sendiri yang masih diliputi hawa nafsu dan keserakahan, maka sungguh membahagiakan mengetahui tokoh terkenal seperti Iwan Fals bisa berpikir dan berseru seperti yang dilakukannya di tengah menyanyikan lagu Bongkar itu.

Makanya aku jadi penasaran ingin bertanya lebih lanjut kepada Iwan Fals mengenai seruannya itu. Tidak mendapat kesempatan bertanya ketika di dalam Press Room (karena terlalu banyak yang bertanya), membuat aku harus mencegatnya di pintu keluar. Untunglah ia cukup ramah dan mau berhenti sejenak untuk menjawab sedikit pertanyaanku:

Apakah seruan tadi itu dibuat karena berkaitan dengan tema acara atau memang sudah ada pemikiran sebelumnya dari Mas Iwan?

“Sebelumnya udah ada, (lantas) ditebelin di sini. Karena ini kesempatan yang penting untuk bicara (soal) itu!”

Apakah hal itu sudah menjadi the way of life-nya Mas Iwan?
“Ya, mudah-mudahan begitu tapi gak gampang!”

Setuju! Memang gak gampang. Menyadarinya sebagai musuh yang sebenarnya saja tidak mudah, apalagi mengalahkannya. Dan aku pun teringat kata-kata seorang bijak:
Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran,
namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri.
Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan mahluk lain;
orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat mengendalikan diri. [oleh: Benny Chandra] ***


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Wawancara Iwan Fals Tahun 1993

[ARTIKEL] Berikut adalah wawancara Iwan Fals dengan majalah Hai tahun 2003, ketika Iwan Fals merilis album In Collaboration With. Semoga bermanfaat. -Redaksi-

Iwan Fals Menyanyi

Selama puluhan tahun berkarir di dunia musik, album-albumnya sukses jadi best seller. Nggak heran doi ditahbiskan jadi salah satu legenda di sejarah musik Indonesia. Kini, sang living legend kembali dengan dukungan barisan musisi muda potensial. Katanya, sekarang dia pengen jadi penyanyi. Lha? Emangnya selama ini belum?

Leuwinanggung, 3 April 2003. Pukul 3 sore.

Biasanya, jam-jam segini, hujan udah rajin membasahi kota Jakarta dan sekitarnya. Maklum, April masih anggota keluarga musim hujan.

Tumben, hari itu hujan nggak kunjung datang. Cuma mendung. Rasanya, cuaca yang bersahabat kayak gini, pas banget digunakan untuk ngobrol santai. Apalagi kalo temen ngobrolnya seorang legenda hidup sekelas Iwan Fals!

Sambil duduk-duduk santai di pendopo berukuran 15X7 meter yang terletak di sebelah timur rumah Iwan, Hai sempet ngabisin waktu ngeliat-liat kondisi sekeliling. Keliatan banget, banyak perubahan yang terjadi di lingkungan rumah yang asri itu. Selain pendoponya jadi makin luas, lingkungannya pun makin hijau.

Pantes aja Iwan betah tinggal di sini. Selain jauh dari pusat keramaian, udaranya pun enak banget buat dinikmati. Masih segar dan kaya oksigen.

Lagi asik-asik bengong, tiba-tiba aja seseorang menepuk pundak Hai. “Udah lama? Sori, saya baru selesai mandi. Trus, nengok Raya sebentar di kamarnya. Maaf kalo lama nunggu,” bilang seorang cowok berambut hitam keperakan dengan senyum lebar di bibir. Wah, Bang Iwan masih aja ramah kayak dulu!

Raya? Siapa tuh, Bang?

“Raya itu anak cowokku. Baru aja lahir beberapa bulan lalu. Yah, lumayan bikin kangen lah!” ucap Iwan, sumringah.

Sempet ngobrol beberapa saat soal Raya, akhirnya obrolan pun sampai ke rencana pembuatan album baru Iwan. Denger-denger, di album besok, ia akan mengajak beberapa musisi muda bekerjasama. Entah itu buat bikin lagu, atau sekadar ngulik aransemen. Pokoknya, diajak berkolaborasi total di album itu.

Beneran nggak sih Bang?

“Ya, emang rencananya begitu. Saat ini, saya udah ngumpulin beberapa nama buat diajak kerja sama. Maksudnya sih, biar bisa tau perkembangan musik sekarang. Kan yang muda-muda lebih dekat dan tau sama alur musik jaman sekarang. Mudah-mudahan aja lancar,” katanya sambil menyebut nama-nama besar kayak Dhani Ahmad, Padi, Kikan Cokelat, Eross SO7, dan Pongky Jikustik sebagai calon rekan kolaborasinya.

Wuiiihh! Bakal seru nih!

***

Kebon Jeruk, 19 Mei 2003.

Jam dinding kantor Hai menunjukkan pukul 11 siang. Udara di luar bener-bener nggak bersahabat. Kejam bener sang surya memancarkan sinarnya yang tajam menusuk kulit. Ditambah debu yang giat beterbangan, rasanya lebih enak berdiam diri di rumah daripada berjalan-jalan di tengah cuaca yang asli nggak bersahabat.

Asiknya kondisi cuaca super nyebelin kayak gini, nggak menyurutkan semangat Bang Iwan buat dateng nyamperin Hai di kantor. Janjinya sih, dia pengen cerita banyak soal album barunya yang hampir kelar diproduksi. Berkemaja abu-abu, celana jins belel plus topi cupluk (yang katanya jadi imej barunya, RED.), si Abang berjalan gagah sambil tersenyum lebar. Keliatan banget, doi lagi hepi berat. Entah hepi bisa ketemu Hai lagi (hehehe) atau hepi karena puas dengan album barunya.

Ditemani Cikal, putri keduanya, Iwan langsung duduk anteng di ruang studio foto yang emang udah disiapkan buat menjamu living legend ini hari itu. Sempet ngaso sambil minum dan makan kue kecil sebentar, akhirnya acara ngobrol-ngobrol pun dimulai.

“Album saya sebentar lagi kelar. Rencananya sih bakal dikasih judul Collaboration. Saat ini udah 85% rampung dikerjakan. Tinggal beberapa lagu aja yang belum beres. Mungkin, dalam waktu seminggu ini bisa kelar total,” repet cowok yang lekat dengan sebutan Bob Dylan-nya Indonesia ini, seru.

Wah, cepet amat! Perasaan baru sebulan lalu nih cowok bercerita bakal ngerilis album gres.

“Emang sih cepet. Tapi sebenernya proses produksinya udah mulai jauh-jauh hari. Bahkan, boleh dibilang, rencana bikin album ini udah ada sejak album Suara Hati mau dibuat. Jadi, sebenernya proses produksinya udah lama, udah setahun lebih. Cuma, proses rekamannya aja yang cepet,” beber Iwan, sigap.

Dude, apa yang si Abang bilang nggak bohong. Rupanya, jauh sebelum doi ngebocorin rencana hebatnya itu ke Hai, Iwan udah sibuk kasak-kusuk menghubungi nama-nama besar yang disebutkannya waktu itu. Bahkan, waktu itu udah beberapa nama menyetorkan lagu untuk dicoba. Namun, itu semua masih dalam tahap pre recording. Jadi, belum ada yang fix.

So, wajar dong kalo dalam sebulan banyak lagu kelar direkam. Selain proses pemilihan dan pengumpulan lagu udah dikerjakan jauh-jauh hari, Iwan udah lumayan lama mengendapkan lagu-lagu itu dalam hatinya. Jadinya, problem penghayatan pas rekaman bisa diminimalisir.

***

Ngomong-ngomong, apa sih sebenernya yang bikin Iwan Fals pengen banget bikin album yang melibatkan banyak musisi dan pencipta lagu?

“Pastinya sih karena kebiasaan lama saya yang suka bergaul. Dulu, kalo mau memperhatikan perjalanan karir saya, sering banget seorang Iwan bekerjasama dengan musisi lain. Bahkan, di awal karir pun, saya muncul dalam proyek kerja sama. Jadi, bikin album yang melibatkan musisi lain harusnya bukan hal yang aneh buat saya,” jawabnya dengan mimik serius.

Soal kerjasama, Iwan memang sering melakukannya. Hitung deh band-band kayak Amburadul (’70-an), Babadotan (80’an), Swami (’90-an), Dalbo (’90-an) dan Kelompok Hijau (’90-an). Di sana, Iwan sempet bekerjasama dengan musisi kayak Sawung Jabo, Inisisri, Setiawan Djody, Ian Antono, WS Rendra dan banyak nama beken lainnya.

Tapi, itu semua dilakukannya dalam sebuah grup. Dan, kebanyakan lagu dari grup tersebut adalah hasil karya Iwan. Kalo pun ada, paling cuma beberapa lagu hasil karya orang lain yang sempet dinyanyikan Iwan. Contohnya lagu Kemesraan-nya Franky Sahilatua dan Mata Dewa yang banyak melibatkan Ian Antono dalam proses produksi. Makanya, wajar kalo orang jadi terhenyak begitu denger kabar seorang Iwan meminta bantuan banyak pencipta lagu muda di album baru.

Buat ngejawab hal itu, Iwan bercerita soal impiannya menjadi seorang yang bisa tampil sebagai seniman utuh. Kalo selama ini ia tampil dan mengintepretasikan lagu-lagunya sendiri, kali ini ia ingin coba menjiwai lagu-lagu bikinan orang.

Pastinya jack, lagu itu bukan lagu sembarangan. Ia ingin merasuk ke lagu-lagu ciptaan komposer yang punya karakter kuat dan namanya lekat di masyarakat. Dan, orang-orang yang dipilih untuk bekerjasama dengannya di album, harus sudah memenuhi persyaratan tadi.

“Membawakan lagu (ciptaan) orang (lain), bebannya jelas lebih berat dari ngebawain lagu sendiri. Makanya, saya sering salut sama penyanyi yang beneran bisa ngebawain lagu orang dengan penghayatan yang luar biasa. Saya pengen banget bisa kayak gitu. Saya pengen jadi penyanyi dan bukan sekadar pencipta lagu,” paparnya, serius.

Keinginan itu membuat Iwan berencana untuk membuat dua jenis album tiap tahun. Satu album berisikan lagu-lagu ciptaannya sendiri, dan satu album lagi berisi lagu-lagu hasil kolaborasinya dengan musisi lain. Untungnya, rencana itu direstui oleh Musica’s Studio. Hasilnya, album Collaboration pun bisa terealisasi.

Tapi, gara-gara album ini, banyak yang bilang kalo Bang Iwan sudah habis. Udah nggak bisa bikin lagu lagi. Gimana dong tanggapannya?

“Waduh. Kok sampe segitu. Jujur, kalo harus bikin lagu kayak yang dibuatin Eros, Pongky, Kikan atau Aziz, aku memang nggak bisa. Abis, itu bukan gayaku sih. Tapi, kalo urusan buat lagu, saya masih bisa. Memang nggak selancar dulu, tapi bakal ada di album berikut. Makanya nikmatin aja dulu album ini dan tunggu album berikutnya 6 bulan lagi,” jawab cowok yang sempet jadi enemy number one-nya rezim Orba ini, santai.

***

Man, dapet dukungan musisi-musisi hebat ternyata nggak lantas bikin produksi album Iwan gampang. Soalnya, masing-masing pencipta lagu punya soul dan sudut pandang sendiri dalam membuat lagu. So, 6 lagu baru yang ada di album itu punya soul dan sudut pandang yang nggak sama.

Tapi, bukan Iwan Fals namanya kalo nggak bisa menjiwai lagu-lagu itu. Proses pengendapan yang lumayan lama (kurang lebih 3 bulan, RED.) memungkinkan ia membawakan hampir semua lagu dengan baik. Terutama, lagu yang dibuat oleh Harry Roesli, senior sekaligus musisi idolanya.

Trus, yang bikin repot apa nih Bang?

“Jujur, ada beberapa lagu yang aku masih belum dapet soul-nya pas rekaman. Kayak lagunya Eross (Senandung Lirihi, RED.). Kalo diliat jalan liriknya, semuanya tentang cowok yang ditinggal cewek. Tapi, kok ending-nya lalalala. Aduh, susah banget dapet logikanya,” beber Iwan, antusias.

Hal yang nggak jauh beda juga dialami Iwan saat take vokal lagu Sesuatu Yang Tertunda bareng Padi. Di deretan lirik, ia menemukan kata-kata yang nggak umum. Makanya, ia sempet mengajukan protes, takut kata-kata itu salah tulis.

“Ternyata, kata itu memang ada. Saya sempet takjub juga soalnya nggak kepikiran kalo kata itu emang ada. Makanya, saya ngerasa seneng bisa kerja bareng musisi muda. Bisa dapet kata baru,” ujar Iwan, seru.

Selain hal-hal di atas, kendala teknis yang dihadapi Iwan boleh dibilang nggak ada. Apalagi, selama proses rekaman berlangsung, Iwan banyak dibantu sama Herry Buchairie yang bertindak sebagai music director.

“Herry banyak banget ngebantuin saya selama take. Dia yang bantuin ngejaga mood tetep stabil pas ngebawain lagu. Asli, saya masih agak kagok sama hal ini, soalnya saya biasa ngelakuin take vokal secara menyeluruh. Nggak tambal sulam kayak sekarang,” adu cowok yang ngaku tertarik banget sama ilmu jurnalistik ini.

Selain Herry, Iwan juga menyebut nama Andy Bayou dan Tohpati sebagai sosok yang mendukung penuh dirinya selama proses rekaman berlangsung. Asal tau jack, selain lagu Sesuatu Yang Tertunda-nya Padi, Ancur-nya Aziz dan Hadapi Saja yang diaransemen ulang oleh Dhani, semua lagu yang ada di album baru Iwan dipoles oleh kedua orang ini. So, wajar kalo Iwan sampe menaruh perhatian khusus pada dua sosok yang berhasil me-make up deretan lagu andalannya di album Collaboration.

***

Lantas, setelah album barunya rampung, apa sih rencana Iwan?

“Pastinya sih kembali ngegelar tur. Saya udah kangen tampil di depan penggemar. Setelah lama nggak ngegelar tur, konser tur yang diadain sama Deteksi kemarin bener-bener bikin semangat saya bangkit. Makanya, saat ini saya udah mulai mempersiapkan rencana tur ini dengan sebaik-baiknya. Yang pasti selalu dilakuin sih, latihan rutin sama band pengiring di rumah,” jawab Iwan, cepat.

Katanya sih, sudah ada beberapa sponsor yang mendekati manajemen Iwan dan menawarkan program tur yang menarik. Tapi, untuk beberapa waktu ke depan, Iwan bakal berkonsentrasi untuk mempromosikan album terbarunya terlebih dahulu.

“Kalo proses promosi kelar, baru jalan tur. Biar lebih enak dan plong,” tuturnya.

Ngomongin soal tur, kira-kira bakal bikin apa kali ini?

“Masih sama kok kayak yang kemarin. Band pengiringnya juga nggak banyak berubah. Mereka akan bantuin saya mainin lagu-lagu baru dan lagu-lagu lama. Paling aransemennya sedikit berubah. Sisanya, mungkin set panggungnya yang mau saya ubah sedikit,” repetnya bersemangat.

Dude, perubahan set panggung yang diinginkan Iwan memang nggak ekstrim. Ia hanya ingin menempatkan sound engineer panggung di belakang rombongan band. Maksudnya sih, biar si sound engineer lebih bisa dapet nuansa pertunjukan ketimbang berada di sisi kiri atau kanan panggung. So, output monitor pun bisa lebih terjaga.

“Saya ingin memberikan yang terbaik buat temen-temen penonton. Mereka udah rela datang ke pertunjukan saya. Berdiri dan bernyanyi selama berjam-jam bareng saya. Makanya, saya harus bisa menservis mereka dengan baik. Tanpa mereka, saya bukan apa-apa,” papar Iwan, merendah.

Ah, si Abang... Udah jadi legenda masih aja membumi. Pantes aja banyak yang tergila-gila sama doi. Ada yang mau niru? [source : Hai] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nada Sambung: Album "50:50"

[NADA SAMBUNG] Berikut adalah daftar ringback tone/Nada Sambung Pribadi (NSP) Telkomsel untuk album "50:50" Iwan Fals. Caranya, Kirim SMS ke 1212 ketik: RING ON [kode NSP]. Contoh lagu Mabuk Cinta ketik : RING ON 0711103.

Daftar RBT album "50:50" sebagai berikut:

Judul NSP
Mabuk Cinta
0711103
Masih Bisa Cinta
0711104
Yang Tercinta
0711105
Tak Pernah terbayangkan
0711106
Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu 0711107
Rubah 0711113
Kasacima 0711114
Pulanglah 0711110
Ini Bukan Mimpi
0711108
Ikan-Ikan 0711111
Negara
0711112
Cemburu
0711109





Labels:

[Baca Selengkapnya]

Laporan dari Aksi Iwan Fals di Indosiar

[BERITA] Tadi malam (8/5/2007), Iwan Fals tampil dalam acara "Satu Jam Bersama Iwan Fals" di Indosiar. Dengan penampilan yang prima, penampilan Iwan semalam disaksikan langsung duta besar anak (presiden anak-anak) yang datang dari Amerika dan Australia. Penampilan tersebut juga disesaki penonton, di dalam dan luar studio. Antusiasme penonton yang besar tidak dapat ditampung oleh kapasitas studio, sehingga banyak calon penonton yang terpaksa menonton di pelataran halaman Indosiar.

"Halo..... ngomong apa nih, I can speak English litle-litle," kata Iwan Fals menyapa presiden duta besar anak dengan bercanda.

Acara semalam dibuka dengan lagu Mabuk Cinta dan ditutup dengan lagu Kembang Pete. Lengkapnya lagu yang dibawakan: mabuk cinta, masih bisa cinta, kereta tiba pukul berapa, pulanglah, negara, yang tercinta, yang terlupakan, siang seberang istana, dan kembang pete.

Pada saat break iklan setelah lagu Pulanglah, Iwan menyanyikan lagu Bento. "Empat menit masih lama mending kita nyanyi bareng yo," katanya.

Setelah lagu Yang Terlupakan Iwan membawakan syair ronggo warsito yang intinya menolak bala. "Ini dia oleh-oleh dari Pacitan, wong ndeso," katanya.

Setelah lagu terakhir (Kembang Pete), penonton meminta Iwan nyanyi lagi, "Lagi... lagi... lagi!!!", terus bergema. Akhirnya Iwan megang gitar lagi bawain lagu Kembang Pete lagi dengan nuansa yang berbeda. (Source: Ricky) ***


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals Kampanye Penghijauan di Pacitan

[BERITA] Artis Iwan Fals yang berkolaborasi dengan seniman Pacitan, Jawa Timur, tampil dengan lagu-lagu hitnya dalam konser peghijauan disela-sela rangkaian acara puncak Kampanye Indonesia Menanam, Nusantara Berseri Masyarakat Sejahtera, di Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman, Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan, Sabtu (5/5/2007).

Iwan Fals yang membuka pergelaran dengan menyanyikan salah satu lagu hitnya "Desa" mampu memukau ribuan masyarakat Pacitan yang mengikuti rangkaian acara Kampanye Indonesia Menanam yang dihadiri Menteri Kehutanan, MS Kaban.

Dalam acara yang dihadiri pula Gubernur Jatim Imam Utomo serta pejabat dari berbagai Kabupaten di Jateng, Jatim dan DI Yogyakarta itu menyanyikan sejumlah lagu-lagu yang padat kritik sosial, seperti "Desa", Nyanyian Jiwa, Hio, Ibu dan lain sebagainya.

Tepuk tangan dan lambaian tangan pun menyertai dendangan lagu ketika artis "Umar Bakri" itu melantunkan bait-bait yang berisi kritik sosial.

Iwan yang tampil mengenakan t-shirt putih, celana jean dan berikat kepala coklat itu disela-sela melantunkan lagu menyisipkan ajakan-ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.

Masyarakat Pacitan dan sekitarnya yang memadati lapangan terbuka sekitar Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman seoperti terbius dengan lantunan syair-syair lagunya yang cukup akrab di telinga masyarakat.

Mereka tak beranjak dari tempat duduk hingga acara usai kendati cuaca mendung namun panas cukup menyengat. Fans berat Iwan Fals yang membawa bendera bertuliskan "OI" dari Sukoharjo, Gresik dan daerah lain di Jatim bahkan terlihat semangat mengibar-ngibarkan bendera yang dibawa.

Konser musik Iwan Fals dan aksi penanaman pohon itu digelar dalam upaya Kampanye Indonesia Menanam dan Puncak Aksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan Propinsi Jatim.

Dalam kesempatan itu Menteri Kehutanan MS Kaban menyerahkan secara simbolis bantuan masing-masing 25 ribu bibit tanaman kepada sembilan pimpinan daerah yakni Trenggalek, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Madiun, Gunung Kidul, Wonogiri, Pacitan dan Karanganyar.

Kampanye Indonesia Menanam telah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 22 April 2007 di Kemayoran, Jakarta.

Selain konser Iwan Fals pada malam harinya masyarakat Pacitan dihibur dengan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Anom Suroto. (Sumber : Antara) ***


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals - THE ROLLING STONE INTERVIEW

[ARTIKEL] Saya satu diantara ribuan orang yang ikut menyemut di Lapangan Pancasila, Salatiga malam itu. Salatiga adalah sebuah kota di Jawa Tengah yang terletak diantara Semarang dan Solo, dikenal salah satunya karena ada Universitas Kristen Satya Wacana yang begitu dinamis saat itu. Dinamis berkat dosen berkualitas seperti Arief Budiman dan Ariel Heryanto yang kala itu masih mengajar di kampus itu. Rumah saya di daerah Suruh, sekitar 10 kilometer dari Salatiga. Saat itu bulan Maret tahun 1990. Lagu "Bento" dari Iwan Fals bersama kelompok Swami sedang menjadi hits, termasuk di kota kecil, dingin dan teduh seperti Salatiga. Dan malam itu Swami lengkap dengan Iwan Fals datang memberikan konser yang lebih mendekati semangat perlawanan daripada sebuah hiburan musik semata. Tahun 1990 Soeharto masih berkuasa penuh. Iwan Fals dan Swami memberikan "perlawanan" lewat lagu. Rombongan Swami yang datang dan siap "tempur" adalah Iwan Fals, Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, Inisisri, W.S. Rendra, Setiawan Djody dan banyak lagi.

Tanah berpijak tempat saya berdiri serasa bergetar. Sesekali tubuh saya terdorong ke samping kanan dan kiri. Bahkan beberapa kali kaki saya terinjak. Belum lagi orang-orang di depan saya yang kerap menutupi pandangan mata saya kearah panggung besar yang berdiri kokoh di depan saya. Tapi saya tidak peduli. Saya sedang mengikuti "dakwah" politik dan musik. Saya sempat mengumpat, pasalnya kaca mata minus 2 yang biasa saya pakai tertinggal di rumah. Membuat pandangan saya kurang jelas melihat sosok Iwan Fals dan yang lain. Kabur. Sialan benar.

Sementara saya sibuk memelototkan mata melihat ke panggung ribuan orang seperti berada dibawah pengaruh hipnotis. Bernyanyi, berteriak, menjerit, dan menangis tanpa peduli dengan sekelilingnya. Semua teriak lantang menyanyi. Semua hapal diluar kepala. Apalagi saat "Bongkar" di nyanyikan oleh Sawung Jabo dan Iwan Fals yang kompak. Mereka berdua bertelanjang dada, "O..o...ya o...ya o ya Bongkar!" kata Iwan dan Jabo yang direspon dengan gempita oleh umat yang datang malam itu. Nuansa kebebasan sungguh terasa. Bebas berteriak dan bernyanyi. Malam itu. Saat itu OI belum ada. Yang lebih terkenal adalah Fals Mania. Saya seorang diri terjepit diantara ribuan Fals Mania malam itu. Iwan Fals bagi saya adalah perwujudan dari sosok idola, dewa, bahkan raja. Dia juga seorang nabi bagi ummatnya. Dan saya menjadi salah satu ummatnya pada malam itu menyaskikan dirinya berkhutbah lewat lagu.

Itu pertama kali saya mengalami interaksi emosional secara langsung dengan Virgiawan Listanto, akrab disapa Tanto di keluarganya. Tapi lebih diakrabi lagi oleh jutaan orang di Indonesia dari ujung Aceh sampai Irian dengan nama Iwan Fals. Dan pada suatu siang di akhir Maret 2007 setelah 17 tahun "pertemuan" itu saya kembali bertatap muka dengan Iwan Fals. Kali ini di padepokan Iwan Fals di Leuwinanggung. Saya sedang tidak hendak menyaksikan Iwan Fals bersenandung. Saya hendak melakukan interview dengannya. Leuwinanggung adalah sebuah komplek seluas 6000 meter lebih yang di dominasi warna abu-abu. Warna kesukaan Iwan Fals mungkin.

Sosok dan kharismanya awalnya membuat saya sungkan padanya. Tapi dewa yang satu ini ternyata sangat ramah. Amat ramah malah. "Sekarang kita makan dulu ya," kata Iwan sambil tanpa sungkan memasukkan sepotong paha ayam dari McDonalds yang dibeli oleh Widi, staff dari Musica Studio's saat saya baru tiba. "Wah kita makan produk Amerika nih," cetusnya sambil terkekeh. Terasa ada sesuatu yang hendak disampikan Iwan Fals dalam misteri tawanya itu. Iwan Fals makan McDonals. Ini menarik.

Iwan Fals tampak sehat. Badannya mulai menggemuk. Rambut mulai memutih. Di bagian depan rambutnya mulai jarang. Efek usia. Tak ada yang bisa melawan. Celana jeans yang dia pakai tampak pas membalutnya. Juga dengan T-shirt warna abu-abu polos yang melekat di badannya dan dimasukkan ke celana dengan ikat pinggang hitam yang mengikat. Sebuah kacamata minus dipakainya siang itu. Polos adalah warna kesukaan Iwan Fals. Dirinya tidak mau memakai atribut atau logo-logo tertentu yang membuatnya seolah menjadi "milik" atau "wakil" dari produk yang menjadikannya sebagai sebuah simbol produk.

"Iwan bukannya tidak mau. Banyak yang menawarkan produk dan meminta Iwan menjadi bintang iklannya. Tapi dia belum mau. Belum tahu kapan waktu yang tepat. Kami sering diskusi soal ini. Kadang saya yang lupa, dia yang mengingatkan visi dan misi tidak mau terikat dengan produk tertentu. Tapi kadang dia sendiri juga lupa," kata mbak Yos, istri yang menemani hidup Iwan Fals sejak Maret 1981. Mereka kerap saling mengingatkan. Pula saat Iwan terus larut dalam kesedihan sepeninggal almarhum Galang Rambu Anarki pada April 1997 lalu. "Saya bilang pada Iwan, saya juga kehilangan. Kami sama-sama kehilangan. Akhirnya kami bisa bangkit dan merelakan kepergian Galang." Lagu "Hadapi Saja" dari album Suara Hati menjadi penanda "ikrar" mereka berdua untuk merelakan kepergian Galang untuk selamanya.

Hampir 26 tahun Iwan Fals ditemani Rosanna atau akrab dengan panggilan Yos. Sejak tahun 1999 pula secara resmi Yos menjadi manajer Iwan Fals. "Enak, manajernya bisa diajak tidur bareng," celetuk Iwan Fals yang disambut senyum simpul Yos yang sedang asyik mengawasi Rayya Rambu Robbani. Putra bungsu mereka di pendopo tempat berlangsung interview. Annisa Cikal Rambu Basae, kakak dari Rayya saat saya datang katanya sedang kuliah. Kuliah di London School serta mengambil kuliah Tata Boga di sebuah universitas di Jakarta. (Selengkapnya baca Rolling Stone Indonesia Edisi Mei, no. 25/Oleh Adib Hidayat/source: RS Indonesia) ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals di Rolling Stone Private Party '07

[INFO ACARA] Menurut rencana Iwan Fals akan hadir dalam acara Rolling Stone Private Party '07 pada 7 Mei 2007 mulai pukul 18.00 WIB di Kantor Rolling Stone Indonesia, Jl. Ampera Raya No. 16 Kemang Jakarta.

Pada acara itu rencananya akan digelar press conference bahwa di edisi kali ini yang ke-26 akhirnya Rolling Stone Indonesia dibolehkan menampilkan kover musisi Indonesia, yakni cover Iwan Fals. Hari ini pula pihak Rolling Stone dari Amerika datang untuk bertemu Iwan Fals karena ada wacana artikel cover story akan di terjemahkan dalam bahasa Inggris dan masuk di edisi Rolling Stone Amerika. Jika terjadi, ini tentu sebuah prestasi karena belum pernah sekalipun majalah Rolling Stone Amerika memuat artis dari Indonesia! [source : Adib H./RS Indonesia] ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Kegelisahan Iwan Fals

[ARTIKEL] Beginilah Iwan Fals menempatkan diri di tengah belantika musik hari ini yang dimabok lagu-lagu cinta. Dalam album terbaru berjudul 50:50, Iwan bernyanyi tentang mabok cinta atau soal patah hati dikhianati pacar. Tapi, ia juga masih tegas menyuarakan kegelisahan sosial, termasuk soal kondisi negara sampai tragedi Munir.

Iwan diprotes orang-orang di sekitarnya gara-gara menyanyikan lagu cinta. "Hare gene masih sayang-sayangan," kata Iwan menirukan protes itu.

Iwan dalam album 50:50 (bisa dibaca fifty-fifty ) terbitan Musica membawakan enam lagu cinta yang, antara lain, melibatkan penggubah lagu yang tengah populer saat ini. Tersebutlah Mabuk Cinta gubahan Bongky BIP, Masih Cinta ciptaan Dewiq, Yang Tercinta karya Opick, dan Tak pernah Terbayangkan ciptaan Pongki Barata.

Penggunaan lagu dari penggubah lagu laris merupakan jurus klasik perusahaan rekaman, termasuk Musica. Chrisye pada awal 1980-an pernah membawakan lagu-lagu karya Ajie Soetama. Pada awal 2000-an Chrisye menyanyikan lagu Pongki. Musica menerapkan kiat serupa untuk Iwan sejak album In Collaboration With (2003), yang antara lain memuat lagu Pongki, Aku Bukan Pilihan. Kolaborasi lagu cinta itu bukan soal mudah bagi Iwan.

"Banyak peristiwa yang saya alami secara rohani. Tiba-tiba saya ditawari nyanyi lagu tentang lelaki yang tak mau diduakan. Wah...," kenang Iwan.

Tapi, Iwan mampu menginterpretasikan dengan prima lagu dari penggubah lain dan menjadikannya sebagai lagunya sendiri. Lagu Aku Bukan Pilihan terbukti populer lewat suara Iwan. Sebelumnya lagu tersebut pernah dibawakan penyanyi lain dan belum sempat populer.

Karena kemampuan vokal tersebut, Iwan oleh Musica pernah ditawar untuk diposisikan sebagai penyanyi "100%". Maksudnya, ia hanya menyanyi lagu karya seniman lain, berikut musiknya. Sempat terjadi tawar-menawar hingga pada posisi 70:30. Posisi 30 untuk Iwan.

Gelisah

"Tapi, di tengah jalan saya gelisah. Saya juga perlu bicara. Ada tsunami, masalah lumpur Sidoarjo, kondisi bangsa dan negara. Terus terang, persoalan-persoalan seperti itu mengaduk-aduk pikiran saya. Akhirnya kita 50:50," kata Iwan tentang sikap kreatifnya.

Iwan lalu menyodorkan stok lagunya yang jumlahnya tak kurang dari 300 lagu dan Musica memilih enam lagu.

"Musica mau tahu kalau saya gelisah dan mereka menerima gejolak hati saya," tutur Iwan yang ditemui di rumahnya di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (30/4) siang.

Kegelisahan Iwan tentang nasib kondisi sosial di negerinya tertampung pada lagu-lagu seperti Rubah, Negara, dan Ikan-ikan. Dan satu lagu penghormatan untuk tokoh hak asasi manusia, Munir, yaitu Pulanglah.

Liriknya tetap khas dengan bahasa lugas, tanpa pretensi dindah-indahkan. seperti pada lagu Rubah, di sana ia menohok keras perubahan yang ternyata menghasilkan kebobrokan.

Simak seruan-seruan keras Iwan seperti: Zaman berubah perilaku tidak berubah; Pemerintah keasyikan berpolitik.. ngawur. Partai politik sibuk menuhankan uang...

Patah hati

Di samping lirik berbau protes itu, Iwan bisa melantunkan orang kasmaran dalam Mabuk Cinta yang dikemas dalam gaya reggae. Masih ada gaya nakal-nakalnya dan belum jatuh dalam kegenitan.

Ia juga melantunkan lagu dengan lirik, "Hari ini kau patahkan hatiku" dalam lagu Masih Bisa Cinta. Atau juga lirik romantis dalam Tak Pernah Terbayangkan: "Tak pernah terpikirkan bila kubernafas tanpa nafasmu." Iwan bahkan melantunkan lirik melankolis dalam lagu Yang Tercinta: "Tidurlah dalam pelukanku/ Lelaplah dalam mimpi indah."

Yang Tercinta boleh dibilang sebagai lagu paling melankolis di album ini—dan boleh jadi di album Iwan selama ini. Aransemen garapan Addie MS yang dimainkan Singapore Symphony Orchestra menjadikan lagu ini makin berkesan sendu. Iwan menginterpretasikan lirik sendu itu lewat vokal yang berkarakter jantan. Ia mencoba lembut dalam kekasaran warna vokal tanpa jatuh dalam atmosfer yang mengiba-iba.

"Saya mencoba masuk ke belakang lagu-lagu itu. Saya sebenarnya ingin nyanyi dengan cara Dewiq atau Opick, tapi tak bisa. Saya tidak mengalami, tapi hanya sebatas berempati. Kalau saya bilang ’Aku sayang kamu,’ seperti orang baru pacaran kan enggak lucu, he-he...," tutur Iwan yang didampingi Yos, istrinya.

Iwan tampak menyeimbangkan antara kepentingan industri dan integritas sebagai seniman. Ia bisa "mabuk cinta", tapi ia tak bisa menutup mata tentang nasib orang seperti guru Oemar Bakrie atau Munir. Iwan masih setia dengan kredo kesenimanannya yang pernah ia lantunkan dalam lirik: "Orang-orang harus dibangunkan....Aku bernyanyi menjadi saksi ..." (Oleh FRANS SARTONO, source: Kompas Minggu, 06 Mei 2007) ***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals di Indosiar, 8 Mei 2007

[INFO ACARA] Iwan Fals akan tampil di Indosiar dalam acara "Satu Jam Bersama Iwan Fals" pada hari Selasa, 8 Mei 2007 mulai pukul 22.00 WIB. Jangan lewatkan!

Bagi Falsmania dimana pun berada, khususnya yang di wilayah Jabodetabek yang berminat nonton langsung acara tersebut di studio Indosiar, bisa mendapatkan tiketnya dengan menghubungi Bpk. Puguh, no. telp. 021-567 2222.
***

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals di Global TV, 4 Mei 2007

[INFO ACARA] Saksikan Iwan Fals dalam acara "Made In Indonesia" di Global TV, Jumat, 4 Mei, pukul 20.00-21.00 WIB. Made In Indonesia merupakan acara yang menghadirkan musisi/grup pendatang baru dengan format reality show yang dibalut unsur komedi. Pada acara tersebut Iwan Fals hadir sebagai bintang tamu. Sedangkan band pendatang baru yang tampil adalah Samsaka.

Seperti apa program Made In Indonesia selengkapnya?

Program Global TV ini merupakan reality show yang berbasis kepada genre musik. Acara ini bukan merupakan sebuah festival atau kompetisi musik. Hanya sebagai media promosi album baru.

Konsep Made In Indonesia : Memberikan sebuah tontonan program musik dengan konsep yang beda , yang belum pernah ada sebelumnya. Mengajak pemirsa untuk melihat sisi yang lain dari perjuangan sebuah band dalam menembus industri musik. Perkembangan musik yang kian pesat dengan banyak bermunculan berbagai jenis aliran musik, ditambah dengan kreatifitas yang beragam dalam sebuah penulisan lirik lagu. Menjadi latar belakang program ini.

Acara ini bertujuan dapat memberikan jalan kepada para band-band baru, untuk diperkenalkan kepada para recording company, sekaligus mempermudah Recording Company untuk menemukan band-band baru yang potensial dan berbakat.

Made In Indonesia : - Perdebatan antara ke 2 tim analis dan apatis, yang juga melibatkan band yang tampil, adalah inti dari program ini. - Ada 3 tahap penggojlokan untuk band yang tampil, tahap pertama band akan di gojlok tentang seputar aliran musik, tahap kedua uji skill dan tahap ketiga tentang performance dari band tersebut. - Para musisi yang sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam bermain musik, juga akan berkolaborasi dengan para pemain band yang tampil di Made In Indonesia.

Untuk menambah variasi, Made In Indonesia menghadirkan TAMU yang mirip dengan pemain band yang sudah cukup terkenal. Dan sosok TAMU yang mirip dengan artis tersebut akan memberikan performancenya didepan para tim dan juga audience yang ada di studio. - Seorang “Mystery Guest” yang mempunyai keahlian dalam bermain musik, sesekali akan didatangkan untuk menunjukkan skill bermusiknya dan dihadapkan dengan pemain band yang tampil dalam tahap penggojlokan Uji skill. ***







Labels:

[Baca Selengkapnya]

Iwan Fals Bertemu Gesang

[BERITA] Penyanyi kawakan Iwan Fals (47) menemui Gesang Martohartono (89) pencipta lagu Bengawan Solo, Selasa (1/5). Iwan bersama istri dan anaknya mendatangi rumah Gesang di Kampung Kemlayan, Serengan, Solo, Jawa Tengah untuk memberikan dukungan kepada Gesang yang baru sembuh dari sakit.

Pada pertemuan itu, Gesang menggunakan baju hitam dengan gambar depan logo Oi dan di tangannya bertuliskan www.iwan-fals.com. Seperti kita tahu, beberapa tahun lalu Iwan Fals dan Gesang pernah berduet menyanyikan "Bengawan Solo" di sebuah stasiun TV.

Kedatangan Iwan Fals disambut gembira oleh Gesang yang sudah menanti di ruang tamu. Ketika didaulat keluarga untuk menyanyi bersama Gesang, Iwan Fals memilih menyanyikan salah satu tembang pujangga Ronggowarsito.

"Itu tembang tolak bala dari Ronggowarsito. Mudah-mudahan Pak Gesang tetap sehat dan kesenian keroncong tetap jaya," ujar Iwan yang kemudian pamitan kepada Gesang karena harus melanjutkan perjalanan ke Pacitan.

Iwan mengaku menemui sang maestro keroncong asal Solo ini, karena beberapa waktu lalu ia membaca di salah satu media cetak bahwa Gesang ingin sekali bertemu Iwan Fals.

Tidak hanya disambut keluarga, kedatangan Iwan Fals juga disambut beberapa ibu-ibu dan penggemar Iwan Fals yang tinggal di kawasan tempat tinggal Gesang. Iwan sempat dikerubuti penggemarnya yang ingin berjabatan. [sumber: redaksi & Kompas] ***


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nada Sambung: Koleksi RBT Iwan Fals (4)

[NADA SAMBUNG] Berikut adalah daftar ringback tone/Nada Sambung Pribadi (NSP) Telkomsel untuk ratusan lagu Iwan Fals. Caranya, Kirim SMS ke 1212 ketik: RINGON[kode NSP]. Contoh lagu Yang Terlupakan ketik : RING ON 0719409.

Daftar RBT sebagai berikut:

Ring ID
Judul Lagu

Komposer

Provider
0719409 Yang Terlupakan
Iwan Fals
musica
0719411 Sebelum Kau Bosan
Iwan Fals
musica
0719413 Jangan Tutup Dirimu
Iwan Fals/Bagoes AA
musica
0719414 Maaf Cintaku
Iwan Fals
musica
0719415 Entah
Iwan Fals
musica
0719442 Kemesraan
Franky S./Johni S.
musica
0719443 Entah
Iwan Fals
musica
0719444 Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals
musica
0719447 Suara Hati
Iwan Fals
musica
0719451 Ancur
Azis MS
musica
0719555 Rinduku
Harry Roesli
musica
0719730 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0719791 Asik Nggak Asik
Iwan Fals
musica
0719792 Manusia setengah Dewa
Iwan Fals
musica
0719795 Kupu Kupu Hitam Putih
Iwan Fals
musica

Ring ID
Judul Lagu

Komposer

Provider
0719798 Hadapi Saja
Iwan Fals
musica
0719799 Suara Hati
Iwan Fals
musica

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nada Sambung: Koleksi RBT Iwan Fals (3)

[NADA SAMBUNG] Berikut adalah daftar ringback tone/Nada Sambung Pribadi (NSP) Telkomsel untuk ratusan lagu Iwan Fals. Caranya, Kirim SMS ke 1212 ketik: RINGON[kode NSP]. Contoh lagu Sebelum Kau Bosanketik : RING ON 0711094.

Daftar RBT sebagai berikut:

Ring ID
Judul Lagu

Komposer

Provider
0711094 Sebelum Kau Bosan
Iwan Fals
musica
0711097 Mata Indah Bola Pingpong
Iwan Fals
musica
0711098 Ambulan Zig Zag
Iwan Fals
musica
0711099 Pesawat Tempurku
Iwan Fals
musica
0711100 PHK
Iwan Fals
musica
0711101 Sarjana Muda
Iwan Fals
musica
0711102 1910
Iwan Fals
musica
0715026 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0717925 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0718900 Ibu
Iwan Fals
musica
0718901 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0718902 Mata Indah Bola Pingpong
Iwan Fals
musica
0718903 Aku Sayang Kamu
Iwan Fals
musica
0719402 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0719407 Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals
musica


Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nada Sambung: Koleksi RBT Iwan Fals (2)

[NADA SAMBUNG] Berikut adalah daftar ringback tone/Nada Sambung Pribadi (NSP) Telkomsel untuk ratusan lagu Iwan Fals. Caranya, Kirim SMS ke 1212 ketik: RINGON[kode NSP]. Contoh lagu Nak ketik : RING ON 0711075.

Daftar RBT sebagai berikut:

Ring ID
Judul Lagu

Komposer

Provider
0711075 Nak
Iwan Fals
musica
0711076 Puing
Iwan Fals
musica
0711077 Tikus Tikus Kantor
Iwan Fals
musica
0711079 Siang Seberang Istana
Iwan Fals
musica
0711080 Tince Sukarti Binti Mahmud
Iwan Fals
musica
0711081 Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals
musica
0711082 Buku Ini Aku Pinjam
Iwan Fals
musica
0711083 Jendela Kelas 1
Iwan Fals
musica
0711084 22 Januari
Iwan Fals
musica
0711085 Bung Hatta
Iwan Fals
musica
0711086 Rindu Tebal
Iwan Fals
musica
0711089 Guru Oemar Bakri
Iwan Fals
musica
0711090 Aku Sayang Kamu
Iwan Fals
musica
0711091 Sore Tugu Pancoran
Iwan Fals
musica
0711093 Yang Terlupakan
Iwan Fals
musica




Labels:

[Baca Selengkapnya]

Nada Sambung: Koleksi RBT Iwan Fals (1)

[NADA SAMBUNG] Berikut adalah daftar ringback tone/Nada Sambung Pribadi (NSP) Telkomsel untuk ratusan lagu Iwan Fals. Caranya, Kirim SMS ke 1212 ketik: RINGON[kode NSP]. Contoh lagu Selamat Tidur Sayang ketik : RING ON 0710716.

Daftar RBT sebagai berikut:

Ring ID
Judul Lagu

Komposer

Provider
0710716 Selamat Tidur Sayang
Titiek Puspa
musica
0711001 Asik Nggak Asik
Iwan Fals
musica
0711002 Manusia 1/2 Dewa
Iwan Fals
musica
0711017 Kupu Kupu Hitam Putih
Iwan Fals
musica
0711020 Ancur
Azis MS
musica
0711022 Hadapi Saja
Iwan Fals
musica
0711023 Suara Hati
Iwan Fals
musica
0711028 Belalang Tua
Iwan Fals
musica
0711034 Kemesraan
Franky S./Johni S.
musica
0711036 Jangan Tutup Dirimu
Iwan Fals/Bagoes AA
musica
0711037 Maaf Cintaku
Iwan Fals
musica
0711069 Entah
Iwan Fals
musica
0711070 Galang Rambu Anarki
Iwan Fals
musica
0711071 Ibu
Iwan Fals
musica
0711073 Kereta Tiba Pukul Berapa
Iwan Fals
musica

Labels:

[Baca Selengkapnya]

Arsip Bulanan

Sejak Februari 2007

Web Site Hit Counters

falsmania sedang online